Semarang (ANTARA News) - Departemen Perhubungan meminta Pemkot Semarang dan Surakarta segera menyusun rencana induk (master plan) sistem transportasi massal ideal semacam "bus rapid transit" (BRT), yang nantinya mengarah pada pengoperasian "busway". "Dua kota itu dipilih karena laju pertumbuhan armadanya sangat cepat. Jumlah penduduknya juga banyak," kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) Dirjen Hubungan Darat, Elly A Sinaga dalam rapat kerja di Bappeda Jateng, Semarang, Jumat . Ia mengatakan, pemerintah menginginkan masyarakat mendapatkan pelayanan transportasi yang layak dan ideal, bukan lagi menggantungkan sepeda motor untuk alat transportasinya. Raker itu dihadiri pejabat Dishub, Bappeda, Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Semarang, Bappeda Kota Surakarta, dan pakar transportasi, Djoko Setijowarno. Kepada dua pemkot tersebut, Elly meminta, setidaknya akhir tahun ini "master plan" sistem BRT sudah selesai, lalu pada 2008 sudah tersusun "detail engineering design" (DED), dan pada 2009 "busway" di dua kota besar itu sudah bisa dioperasikan. Menurut dia, pengembangan "busway" tidak terlalu sulit, sebab pemerintah daerah hanya diminta mempersiapkan infrastruktur, sedangkan pembangunan halte dan sarana lain, seperti armada maupun tiket, bisa diserahkan swasta. Ia menambahkan, bila hal itu sudah berjalan, pengelolaan sepenuhnya murni swasta atau dibentuk konsorsium bersama antaroperator. "Kalau pemerintah ingin mengelolanya, seperti halnya Jakarta, bisa membentuk perusahaan daerah. Nantinya bisa bekerja sama dengan konsorsium itu," katanya. Sejumlah kota besar sudah mulai mengubah sistem transportasi massalnya yang lebih layak bagi masyarakat. Kota-kota yang sebentar lagi meluncurkan "busway" adalah Bogor, disusul Yogyakarta, dan Bandung. Surabaya dan Makassar, katanya, sedang mempersiapkan diri menyusun infrastrukturnya. "Perencanaannya sudah tidak ada masalah, bahkan Makassar sudah melebarkan jalan-jalan untuk jalur `busway`," katanya. Sementara itu, Kepala Dishub Kota Semarang, Andi Agus Wandono menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan tiga jalur trayek alternatif yang bisa digunakan untuk jalur "busway", yaitu Banyumanik-Pelabuhan Tanjung Emas, Banyumanik-Penggaron, dan Banyumanik-Mangkang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007