Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso hingga dua pekan sebelum awal Juli 2007 belum menyetujui kenaikan tarif air minum karena menilai kinerja dua mitra Pam Jaya belum optimal dalam mengelola air minum di ibukota. Direktur Pam Jaya Haryadi Priyohutomo usai bertemu Gubernur DKI Jakarta di Balaikota Jakarta, Senin, memaparkan Sutiyoso meminta agar dua mitra Pam Jaya yaitu Thames Pam Jaya (TPJ) dan Pam Lyonese Jaya (Palyja) meningkatkan pelayanan mereka terlebih dahulu sebelum meminta kenaikan tarif layanan air minum. "Gubernur menyatakan jangan meminta adanya kenaikan selama masih ada keluhan dari masyarakat, terutama untuk tingkat kebocoran," katanya mengutip kata-kata Sutiyoso saat bertemu dengan perwakilan Palyja dan TPJ. Haryadi mengatakan saat ini rata-rata tingkat kebocoran air minum mencapai 50 persen, yaitu untuk Palyja sebesar 46 persen dan TPJ 51 persen. "Idealnya kebocoran itu hanya sebesar 37 persen. Jadi Pak Gubernur belum berbicara setuju atau tidak setuju atas permintaan kenaikan tarif tersebut," ujarnya. Meski demikian, masih menurut Haryadi, pihak mitra Pam Jaya itu sudah melakukan beberapa langkah perbaikan dan investasi meski belum optimal hasilnya. Sementara itu, Direktur Hubungan Eksternal dan Komunikasi TPJ, Rhamses Simandjuntak, menyatakan pihaknya tengah mengupayakan untuk menyempurnakan sistem yang ada dan mengurangi keluhan pelanggan. "Seperti program percontohan air yang bisa langsung diminum untuk daerah Kali Malang," paparnya. Rhamses menyatakan pihak TPJ mengajukan permintaan kenaikan tarif sebesar 28 persen dengan alasan untuk proses pencicilan hutang dan terjadinya short fall. Sebelumnya Ketua Badan Regulator PAM Jaya, Achmad Lanti, mengungkapkan tarif air minum di Jakarta akan naik sebesar 10 persen mulai 1 Juli 2007. "Operator air minum sebenarnya mengeluhkan besaran kenaikan 10 persen itu karena mereka mengusulkan 30 persen, tapi karena untuk kepentingan rakyat banyak maka akhirnya kita putuskan 10 persen," jelas Lanti. Gubernur Sutiyoso, kata Lanti, menginginkan agar di akhir masa jabatannya tidak diprotes warga ibu kota karena kenaikan tarif air minum tersebut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007