Jakarta (ANTARA News) - Japan Bank for International Coorporation (JBIC) akan mendanai proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan I, Sumut, berkapasitas 2x90 MW senilai 200 juta dolar AS. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM J Purwono di sela-sela sosialisasi akreditasi dan sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan di Jakarta, Rabu, mengatakan dana JBIC yang disalurkan ke PT PLN (Persero) itu merupakan pinjaman lunak dengan tingkat bunga London Interbank Offered Rate (LIBOR) plus 1-2 persen. "PLN tinggal menenderkan kontraktor EPC (enginering, procurement, and construction)-nya," katanya. Menurut dia, pemerintah berharap kontraktor nasional yang mengerjakan EPC PLTA Asahan itu. Selain PLTA Asahan, JBIC juga akan mendanai proyek penambahan daya (repowering) PLTGU Muara Tawar, PLTGU Tanjung Priok, dan PLTGU Muara Karang. PLN tengah melakukan tender kontraktor EPC yang akan mengerjakan royek "repowering" dengan kapasitas total 1.725 MW. PLN juga tengah memastikan jadwal pasokan gas buat "repowering" tersebut dengan PT PGN Tbk. Menurut Purwono, pembangunan proyek "repowering" PLTGU itu harus segera dilakukan guna mengurangi konsumsi BBM. Purwono juga menambahkan, lembaga keuangan internasional lain seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) juga berminat mendanai proyek jaringan transmisi listrik. "Lembaga keuangan itu sudah lama mendanai proyek jaringan. Mereka menganggap pendanaan pembangkit sudah banyak yang beminat," katanya. Ia mengatakan, dalam lima tahun ke depan, PLN membutuhkan dana transmisi Rp30-40 triliun yang terutama buat mendukung pembangunan PLTU 10.000 MW. Selain transmisi 10.000 MW, lanjut Purwono, PLN juga tengah mengerjakan jaringan transmisi buat interkoneksi Sumatera yang diharapkan selesai Oktober 2007. Dengan selesainya proyek interkoneksi Sumatera dan ditambah masuknya PLTU Tarahan, Lampung maka krisis listrik di Sumatera diharapkan berakhir tahun ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007