Surabaya (ANTARA News) - Penumpang kereta api (KA) pada H+2 atau dua hari setelah libur Natal 2017 di wilayah Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya turun 10 persen dibanding masa sama pada 2016 lalu.

Manajer Humas PT KAI Daop 8 Gatut Sutiyatmoko di Surabaya, Rabu, mengatakan bahwa penurunan disumbang pada penumpang kelas eksekutif dan bisnis, sedangkan untuk ekonomi mengalami kenaikan 23 persen.

Ia menyebutkan, berdasarkan data Rabu (27/12) di beberapa stasiun yang menjadi kewenangan Daop 8 Surabaya, jumlah total penumpang telah mencapai 33.862 orang, atau lebih tinggi pada masa yang sama tahun 2016 yang mencapai 37.573 penumpang.

Dari empat kategori penumpang yakni eksekutif, bisnis, ekonomi dan lokal, Gatut menyebutkan penumpang ekonomi naik 23 persen, dari 10.500 orang pada 2016 menjadi 12.869 orang pada 2017, sisanya rata-rata turun 8 hingga 29 persen.

Sementara, Gatut menyebutkan, secara komulatif dari tanggal 22 hingga 27 Desember 2017, jumlah penumpang tercatat rata-rata naik, seperti eksekutif yang total mencapai 30.840 orang pada 2016 menjadi 32.745 orang pada 2017 atau naik 6 persen, ekonomi dari 64.004 orang pada 2016 menjadi 83.722 orang, atau atau naik 31 persen.

Sedangkan bisnis, turun 21 persen dari 12.785 orang tahun 2016 menjadi tahun 10.050 orang pada 2017, lokal turun 1 persen dari 121.936 pada 2016 menjadi 120.255 orang pada 2017.

Sebelumnya, Executive Vice President PT KAI Daop 8, Bimo Poerwadi memprediksi selama 17 hari masa angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 diprediksi akan terjadi kenaikan lima persen, dari 589.292 penumpang tahun 2016 menjadi 617.969 penumpang hingga Januari 2018.

Selain itu, Daop 8 Surabaya juga sedang mengejar target 10 juta penumpang hingga akhir 2017, dan kini total telah mengangkut 9,3 juta penumpang.

"Kami optimistis bisa mengejar target 10 juta penumpang hingga akhir tahun nanti," katanya.

Sementara itu, stasiun utama Daop 8 Surabaya masing-masing meliputi Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Surabaya Semut, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Malang, Wonokromo, dan Lamongan.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017