Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aslim Tadjuddin mengatakan, BI tidak khawatir akan adanya arus modal keluar seperti yang diprediksi mantan Gubernur Bank Sentral AS, Alan Greenspan. "Saya melihat sepanjang kita konsisten dengan kebijakan kita, kita melihat terjadinya capital flows baik ke dalam atau keluar itu akan tetap ada. Saya tidak melihat dan tidak khawatir akan terjadi pembalikan yang besar itu," kata Aslim di Jakarta, Jumat. Menurut dia, tidak adanya kekakhawatiran tersebut karena didukung oleh fundamental perekonomian yang kuat serta kinerja perekonomian yang positif yang terjadi di Indoensia saat ini. "Melihat ekonomi kita fundamentalnya cukup bagus dan sangat baik serta outlook ekonomi kita ke depan juga cukup positif, jadi tidak ada yang saya khawatirkan akan terjadinya pembalikkan yang besar-besaran," katanya. Sebelumnya, Direktur Perencanaan Strategis dan Humas BI, Budi Mulya, melihat bahwa pernyataan Greenspan ini hanya salah satu dari sentimen yang muncul di pasar. "Hal itu bukan hal yang baru, minggu kemarin juga ada. Kalau melihat rupiah relatif stabil, maka hal itu wajar terjadi di pasar," tegasnya. Belum lama ini Greenspan menyatakan, aliran dana asing yang masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia akan berbalik kembali. Pernyataan Greenspan ini disinyalir membuat bursa regional dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengalami tekanan, karena dianggap harganya sudah terlalu tinggi. Indeks regional yang Rabu (13/6) tertekan dengan pernyataan Alan Greenspan itu seperti Bursa Jepang dengan indeks Nikkei turun 0,16 persen, bursa Hongkong dengan indeks Hangseng turun 0,28 persen, Bursa Singapura dengan indeks Strait Times turun 0,29 persen dan bursa Indonesia dengan IHSG BEJ turun 0,95 persen. Sementara itu berdasar data BI, tercatat arus masuk dana asing ke Indonesia selama Januari-Mei 2007 mencapai 8,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp76,5 triliun (1 Dolar AS = Rp9.000). Menurut Direktur Perencanaan Strategis dan Humas BI Budi Mulia, dana tersebut berada di Surat Utang Negara (SUN) mencapai 3,96 miliar dolar AS, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai 3,2 miliar dolar AS, dan di pasar saham mencapai 1,3 miliar dolar AS. Sedangkan untuk posisi Mei 2007, menurut dia, kepemilikan asing di SBI mencapai 6 miliar dolar AS dan di SUN mencapai 9,4 miliar dolar AS, sedangkan kapitalisasi saham oleh asing 62 miliar dolar AS. Sementara data Bapeppam, pada Mei 2007, menunjukan terjadi aliran modal masuk hingga Rp23,35 triliun. Dan sejak Januari-18 Juni 2007, investor asing dalam posisi "net buy" sebesar Rp14,09 triliun. Kepala Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Fuad Rachmany sempat mengatakan, investor asing menjadi "driver" utama kenaikan IHSG BEJ pada semester I 2007 yang diperkirakan mencapai sekitar 17,78 persen. "Kita lihat pada Januari-Februari `capital inflow`-nya negatif dan indeksnya ikut turun. Kemudian Maret-Juni naik lagi `capital inflow`-nya dan bursa naik lagi. Jadi ini menunjukkan bahwa indeks kita didorong oleh investor asing," kata Fuad. IHSG yang ditutup pada 1.836,52 pada Desember 2006, mencapai rekor tertinggi pada Rabu (20/6) lalu yaitu mencapai 2.161,074.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007