Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan Bank Indonesia menyepakati lima langkah strategis untuk mendukung upaya menjaga inflasi 2018 agar tetap berada dalam kisaran sasarannya 2,5-4,5 persen.

"Rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat secara khusus menyepakati lima langkah strategis. Yang pertama adalah menjaga inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5 persen dengan memastikan kecukupan pasokan pangan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta, Senin.

Adapun upaya menjaga inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) antara lain dengan mengelola kesiapan produksi antar waktu, memperkuat cadangan pangan Pemerintah dan tata kelola operasi pasar oleh Bulog, memperbaiki manajemen produksi melalui penguatan kelembagaan petani (corporate/cooperative farming), pengelolaan produksi dan paska panen khususnya pengeringan dan pergudangan, serta pemasaran dan meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras melalui revitalisasi penggilingan.

Upaya lainnya itu menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan dengan kualitas yang terjaga, embangun sistem data produksi yang akurat melalui pembangunan dan pemanfaatan e-commerce untuk pangan, serta emfasilitasi sinergi petani dan industri hilir.

Adapun langkah kedua yang dilakukan yaitu mengatur besaran dan timing kenaikan kebijakan administered prices serta mengendalikan dampak lanjutan yang berpotensi timbul, dalam hal terdapat kebijakan penyesuaian administered prices.

"Langkah strategis ketiga yaitu memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia, antara lain melalui penyelenggaraan Rakornas Pengendalian Inflasi pada 2018 dengan tema ?Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Mendorong Momentum Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif serta Berkualitas.

"Langkah strategis berikutnya yaitu memperkuat kualitas data untuk mendukung pengambilan kebijakan dan emperkuat bauran kebijakan Bank Indonesia untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi," ujar Agusman.

Inflasi yang rendah dan stabil berkontribusi positif pada upaya penguatan momentum pemulihan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Realisasi inflasi 2017 yang tercatat 3,61 persen, melanjutkan pencapaian sasaran inflasi (3-5 persen) selama tiga tahun berturut-turut mampu berkontribusi positif dalam menjaga daya beli masyarakat, dan menjadi penopang bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari koordinasi pengendalian inflasi yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia. Pada 2018, inflasi diperkirakan tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2,5-5,5 persen didukung penguatan koordinasi untuk memitigasi risiko dari global dan domestik yang dapat mengganggu pencapaian sasaran inflasi. Koordinasi kebijakan meliputi konsistensi kebijakan moneter dan fiskal dalam menjaga stabilitas inflasi serta penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat-Daerah dalam meminimalkan risiko kenaikan inflasi dari komoditas pangan dan komoditas strategis yang diatur oleh Pemerintah.

"Ke depan, Pemerintah dan Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dalam rangka mencapai sasaran inflasi jangka menengah sebesar 2,5-4,5 persen di 2019, serta 2-4 persen di 2020 dan 2021," kata Agusman.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018