Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengaku optimis terhadap pertumbuhan positif e-commerce pada tahun 2018, dengan prakiraan bisa bertumbuh sekira 9 persen atau menyamai pertumbuhan 2016 lalu, demikian Ketua APRINDO, Roy Mandey.

"Kita harapkan (2018) 9 persen lah, bisa sama dengan 2016, kalau tahun kemarin 7,5 persen karena begitu lambat," ujar Roy dalam temu media InternetRetailing Expo Indonesia 2018 di Jakarta, Rabu.

Optimisme Roy terbentuk karena perhatian pemerintah, yang menurut dia, saat ini sangat mendorong produktivitas.

Menurut Roy, produktivitas tingkat daerah untuk menengah ke bawah harus didukung dengan adanya subsidi bantuan atau adanya dana alokasi umum maupun khusus untuk produktivitas.

"Tahun kemarin kuartal keempat di smester kedua, kita melihat bahwa concern government untuk mendorong itu (produktivitas), bahkan ada satgas yang memonitor untuk tercapai 80 persen sebelum akhir tahun," kata Roy.

"Pasti di 2018 pengalaman dari yang lalu pasti akan terjadi lagi, tentunya akan konsisten dengan adanya peningkatan produktivitas," lanjut dia.

Selanjutnya, optimisme Roy terhadap pertumbuhan e-commerce juga terbentuk dari pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung tahun ini. Pesta demokrasi tersebut dilihat Roy sebagai penggerak sektor retail.

Optimisme pertumbuhan e-commerce juga dapat dilihat dari harga komoditi, yang menurut Roy, mulai membaik.

"Jadi, rasa-rasanya kita sudah mulai lebih baik di 2018, walaupun belum melewati double digit," kata dia.

Sementara itu, berkaitan dengan tutupnya sejumlah ritel fisik tahun lalu, menurut Roy bukan dikarenakan perusahaan gulung tikar, namun adanya pertimbangan relokasi usaha dikarenakan perilaku konsumen di Indonesia yang sudah mulai berubah.

"Ada supermarket yang tadinya tidak ada food court sekarang ada food court, sekarang ada coffee shop-nya, experience sifatnya, sesuatu yang sifatnya inovatif, mengikuti lifestyle," ujar Roy.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018