Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disarankan untuk mengakomodasi dan memaksimalkan keberadaan becak untuk menambah daya tarik di tempat wisata di Jakarta, kata Anggota DPR RI Ahmad Sahroni.

Sahroni di Jakarta, Rabu, mengatakan ada sejumlah destinasi wisata yang bisa memanfaatkan becak di Jakarta di antaranya Ancol, Taman Mini dan Ragunan yang memiliki lahan cukup luas.

Keberadaan becak dapat mengatasi minimnya alat transportasi massal yang bisa berkeling di lokasi wisata, sehingga tempat wisata akan memiliki daya tarik tersendiri.

"Kenapa becak tidak dipergunakan sebagai alternatif wisata keliling. Becak bisa menjadi sarana mereka yang ingin menciptakan kenangan masa lalu," kata anggota Komisi III DPR ini.

Menurutnya, seharusnya becak juga bisa menjadi alat transportasi alternatif, khususnya bagi mereka yang menggunakan transportasi massal seperti Transjakarta ke Ancol.

"Jadi, tidak selalu menggunakan bus khusus di lokasi wisata yang jumlahnya sangat terbatas," kata dia.

Demikian pula untuk lokasi wisata lain seperti di Taman Mini dan Ragunan. Sahroni yakin pengunjung akan merespons keberadaan becak sebagai transportasi lokasi wisata.

"Apalagi kalau pengayuh becaknya dibekali pengetahuan tentang tempat wisata itu. Bisa sekaligus menjadi pemandu wisata bagi pengunjung," ujarnya.

Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem ini meyakini, konsep tersebut dapat memunculkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan antara pengelola wisata dan pengayuh becak.

Dengan membekali pengetahuan dasar destinasi wisata, pengelola lokasi wisata memiliki duta wisata dalam jumlah yang banyak.

"Pengayuh becak bisa menjadi duta di tempat wisata. Penumpangnya selain memperoleh kenikmatan berwisata dengan becak juga mendapatkan pengetahuan," kata Sahroni.

Sebelumnya Sahroni mengingatkan kajian khusus sangat diperlukan untuk memastikan efek domino keberadaan becak di Jakarta ketika telah dilegalkan. Selain kemacetan, faktor lain yang tidak kalah krusial adalah apakah becak bisa menimbulkan persoalan sosial di tengah masyarakat.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018