Makassar (ANTARA News) - Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama Lembaga Pengkajian MPR RI menggelar Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi grup terfokus yang mengangkat tema Karakter dan Budaya Politik Bangsa di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Direktur Bakat, Minat dan Penalaran Kemahasiswaa Unhas, Prof Dr Supratman SHut MP, mengatakan kebanggaan dan apresiasinya kepada peserta FGD karena pihak MPR-RI telah mempercayakan Unhas untuk bersama-sama mengadakan diskusi tersebut untuk membahas karakter dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

"Kegiatan ini begitu penting dan strategis bagi pembangunan dan kemajuan bangsa di masa akan datang," katanya.

Prof Supratman mewakili rektor Unhas mengatakan, saat ini Unhas sedang menyusun rencana kerja pengembangan karakter bagi mahasiswa untuk menghasilkan karakter dan "soft skill" apa yang dibutuhkan sejak mulai masuk ke Unhas hingga masuk ke dunia kerja.

"Apa yang kita diskusikan hari ini diharapkan bisa juga memberikan inspirasi kepada kami di dalam menyusun grand design itu," harap dosen Ilmu Kehutanan tersebut.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman karakter dan budaya yang bisa bersifat positif dan negatif.

Sehingga melalui kegiatan ini, aspek positif dan negatif dari keberagaman itu bisa dibahas dan dikaji untuk diperkuat sisi positifnya serta dilemahkan sisi negatifnya dalam pengembangan karakter dan budaya bangsa.

"Saya kira Lembaga Pengkajian MPR-RI tidak salah memilih Unhas sebagai mitra karena keberagaman itu ada di Unhas dalam berbagai hal, misalnya, dari asal daerah mahasiswanya, tenaga pendidik, tenaga pengajarnya," ujar dia.

"Hari ini dihadiri oleh perwakilan dari 15 fakultas sebagai indikator keberagaman itu. Setiap wakil fakultas ini memiliki pengalaman, ide-ide, dan konsep bagaimana membangun karakter dan keberagaman yang ada," lanjut Prof Supratman.

Sementara itu, Ketua LP MPR-RI, Rully Chairul Azwar mengatakan bahwa kegiatan ini bisa berkontribusi terhadap rencana penyusunan buku kebudayaan yang disusun oleh Lembaga Pengkajian MPR-RI. Sehingga bisa memotret karakter dan budaya Indonesia.

Azwar menambahkan, Indonesia memiliki nilai-nilai dan budaya Pancasila yang bisa dikembangkan, bahkan diekspor keluar.

Pancasila menurutnya mesti tetap dipertahankan karena merupakan warisan dan kristalisasi nilai-nilai agama dan leluhur bangsa. "Jangan kita terus melakukan akulturasi ke dalam, tetapi bisa juga mengekspor nilai-nilai (Pancasila) kita," kata Azwar sebelum membuka secara resmi FGD tersebut.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018