Jakarta (ANTARA News) - Preorder untuk smartphone Samsung Galaxy S9, yang diperkenalkan akhir bulan lalu, hampir sama dengan pendahulunya atau sedikit lebih rendah.

"Kami percaya bahwa preorder untuk Galaxy S9 mirip dengan Galaxy S8," kata seorang pejabat dari Samsung Electronics, seperti dilansir dari kantor berita Yonhap.

Meski demikian, sumber tersebut mengklaim, bahwa angka itu bisa saja lebih rendah karena Samsung baru mulai menerima pesanan dua hari setelah peluncuran di Barcelona, sementara pendahulunya memiliki jeda delapan hari.

Pejabat dari operator mobile lokal mengatakan pelanggan tampaknya kurang antusias dengan produk andalan terbaru Samsung tersebut.

"Pelanggan mungkin merasa Galaxy S9 tidak jauh berbeda dengan smartphone lain," kata orang dalam dari operator mobile lokal.

"Kepopuleran dan minat pelanggan tidak setinggi model sebelumnya," lanjut dia.

Sementara itu, pengamat pasar melihat semakin banyak orang menggunakan smartphone mereka lebih lama, yang mempengaruhi industri secara keseluruhan.

Samsung Electronics telah menahan diri untuk tidak merilis angka preorder untuk Galaxy S9. Sedangkan untuk Galaxy S8, preorder mencapai 550.000 unit hanya dalam dua hari. Ini adalah angka tertinggi sejak 2013 saat Samsung pertama kali mengadopsi program preorder.

Sebagai perbandingan, preorder untuk seri Galaxy S7 mencapai 200.000 unit di minggu pertama.

Raksasa teknologi Korea Selatan tersebut mengatakan bahwa pusat promosi Galaxy S9 yang ada di Korea Selatan sejauh ini telah menarik 1,6 juta pengunjung.

Galaxy S9 5,8 inci dan Galaxy S9 6,9 inci menonjol dari model sebelumnya karena kamera mereka memiliki aperture variabel yang dapat beralih antara F1.5 dan F2.4.

Keduanya hadir dengan sensor gambar dual pixel super speed dengan kecepatan 960 frame per detik. Kedua ponsel tersebut juga bisa membuat emoji yang disesuaikan dengan selfie pengguna, dan membaginya melalui berbagai aplikasi perpesanan.

Perangkat tersebut secara resmi akan dijual secara offline pada 16 Maret di negara-negara besar dan secara bertahap akan meluas ke pasar lain, demikian kantor berita Yonhap.

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018