Jakarta (ANTARA News) - Pertarungan bertajuk Derby of England antara dua klub raksasa Inggris, Manchester United melawan Liverpool, akan tersaji pada Liga Inggris (Premier League) pekan ke-30 di Old Trafford, Sabtu besok.

Pertarungan akan berlangsung ketat dan menyedot perhatian fans di dunia layaknya El Clasico Barcelona melawan Real Madrid di Spanyol, Derby della Madonnina antara Inter Milan vs AC Milan, maupun duel Old Firm Skotlandia antara Celtic dan Rangers dari Kota Glasgow.

Manchester United dan Liverpool sama-sama mengincar posisi dua klasemen Liga Inggris, menyusul posisi Manchester City yang nyaris tak terkejar dengan keunggulan 16 poin di puncak klasemen dengan sembilan laga tersisa.

Liverpool dengan 60 poin hanya terpisah jarak dua angka dari pasukan Jose Mourinho. Artinya, Liverpool akan naik ke posisi dua jika mampu menundukkan Romelu Lukaku dan tim di stadion berjuluk Theatre of Dreams itu.

Jika The Reds kalah, akan tertinggal lima poin dari MU dan membuka peluang Totteham (58 poin) dari posisi tiga untuk mengejar.

Pertandingan yang berlangsung pada jam makan siang di Inggris, atau pukul 19.30 WIB itu merupakan pertemuan ke-200 antar kedua tim. United unggul dengan 79 kemenangan berbanding 65 kemenangan milik Liverpool dengan 55 hasil imbang dalam 199 pertemuan sebelumnya.

Namun catatan statistik tersebut tidak merepresentasikan sebuah pertandingan derbi yang umumnya berlangsung sengit dengan hasil akhir yang tidak bisa diperkirakan.

"Penampilan sebelumnya tidak termasuk ke dalamnya, itulah derbi. Liverpool dalam kondisi semangat dan mencetak banyak gol tapi itu tidak berarti apa-apa. Manchester United bersusah payah, tapi mendapatkan hasil. Mereka punya ketahanan," kata gelandang Liverpool era 80-an Graeme Souness dilansir Skysports, kemarin.



Gaya bermain

Liverpool dan Manchester United memiliki pendekatan yang berbeda di lapangan. Pasukan Juergen Klopp memperagakan sepak bola menyerang atraktif melalui serangan seporadis dari tiga penyerang Liverpool, Sadio Mane, Roberto Firmino dan Mohamed Salah.

Pada musim ini, The Kop telah menjaringkan 67 gol dalam 29 pertandingan Liga Inggris dengan penguasaan bola rata-rata 56,9 persen dan umpan akurat 83,5 persen, menurut statistik Opta. Hasil itu belum termasuk keganasan Liverpool di Liga Champions yang menjaringkan 28 gol hanya dalam 8 laga.

Sebaliknya, pendekatan bertahan dan serangan balik cepat yang diterapkan Jose Mourinho membuat catatan Manchester United musim ini tidak sebagus Liverpool.

Tim Setan Merah menjaringkan 56 gol dalam 29 pertandingan liga dengan penguasaan bola 53,7 persen dan tingkat keberhasilan umpan 82,9 persen.

(Baca: Emre Can fokus bawa Liverpool ke posisi dua Liga Inggris )

Kendati demikian, hal menarik yang bisa disaksikan adalah bagaimana Jose Mourinho mengorganisir pertahanan guna meredam serangan Liverpool demi mengamankan poin.

Juergen Klopp pun diyakini akan tetap bermain atraktif setelah mengistirahatkan sejumlah pemain kunci saat timnya menahan FC Porto 0-0 (agregat 5-0) di 16 besar Liga Champions tengah pekan ini.

Bek Liverpool, Dejan Lovren, memprediksi Manchester United akan bermain bertahan demi mendapatkan kemenangan atau hasil imbang.

"Yang penting adalah poin. Terakhir kali, saat mereka datang ke sini, mereka benar-benar bertahan. Jadi mari kita lihat apa yang terjadi sekarang," kata Lovren dilansir Reuters baru-baru ini.

Baca: Manchester United mengalahkan tim juara, kata Mourinho

Lini per lini

Tidak dipungkiri lagi bahwa David de Gea merupakan pilar penting bagi Manchester United. Penjaga gawang nomor satu timnas Spanyol itu kerap menjadi kunci yang mengamankan poin-poin United berkat penyelamatan gawangnya yang heroik.

Liverpool tidak memiliki kiper sebagus De Gea. Posisi kiper utama The Reds bahkan masih digilir antara Loris Karius dan Simon Mignolet.

Baik Mourinho dan Klopp sama-sama menyukai pola empat bek sejajar. Namun khalayak sudah mengetahui bahwa Mourinho lebih unggul soal taktik bertahan "parkir bus".

Sebaliknya, Liverpool kebobolan 10 gol lebih banyak dari United di liga. Untuk itu, laga ini akan menjadi ujian bagi bek mahal Virgil van Dijk yang diboyong Liverpool dengan biaya mahal dari Southampton.

Penampilan Nemanja Matic merupakan jalan keluar bagi United menyusul menurunnya performa Paul Pogba. Kendati memiliki Ander Herrera, namun lini tengah United tidak memiliki pemain senior sebagai panutan selevel Michael Carrick.

Kombinasi pemain senior dan muda antara James Milner dan Alex Oxlade-Chamberlain maupun Georginio Wijnaldum membuat lini tengah Liverpool mampu memainkan operan cepat, enerjik, dan atraktif sesuai permintaan Klopp.

Jangan lupa, Liverpool juga memiliki Emre Can yang kerap mencetak gol dan menjadi incaran klub-klub raksasa Eropa seperti Juventus dan Real Madrid.

Di lini terdepan, United memang memiliki Romelu Lukaku, Alexis Sanchez, Marcus Rashford dan Anthony Martial. Namun penampilan mereka tidak sekompak yang diperagakan trisula Liverpool Sadio Mane, Roberto Firmino dan Mohamed Salah.

"Kami akan bermain seperti kami bermain setiap hari, sepak bola menyerang," kata Lovren. "Meski begitu, Anda kenal Mourinho yang punya rencana sendiri. Tugas kami adalah fokus pada tim dan bermain sesuai harapan untuk mengalahkan mereka."
 

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018