Solo (ANTARA News) - Partai Berkarya hingga saat ini belum menentukan dukungan pada Pemilihan Presiden 2019 karena masih menunggu perkembangan politik yang terjadi di dalam negeri.

"Kami masih fokus pada perolehan kursi di parlemen," kata Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau akrab disapa Tommy Soeharto di sela acara Rapat Pimpinan Nasional III DPP Partai Berkarya di Hotel Lor In Solo, Minggu.

Mengenai sikap Partai Berkarya kepada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat ini, pihaknya memilih untuk bersikap objektif.

"Kami objektif saja, apa yang dilakukan baik oleh pemerintah untuk rakyat akan didukung. Misalnya dana desa, kalau dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat ya kami dukung," katanya.

Mengenai dana desa tersebut, dikatakannya, saat ini mencapai Rp1,5 miliar diberikan ke setiap desa. Meski demikian, sesuai dengan juklak dan juknis dana tersebut bukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa tetapi untuk infrastruktur.

"Padahal mengenai infrastruktur ini masuknya ke APBN dan APBD. Ini yang harus dikoreksi, seharusnya untuk rakyat," katanya.

Sementara itu, pihaknya berharap agar pemerintah segera mencari solusi terkait permasalahan negara, salah satunya utang. Ia mengatakan jika utang terus dibiarkan maka akan menjadi tanggungan anak cucu kelak.

"Utang ini harus diatasi oleh pemerintah sekarang dan ke depan. Ini harus segera dicarikan solusi," katanya.

Sebelumnya, pada pembukaan Rapimnas tersebut Tommy yang juga diusung sebagai Ketua Umum Partai Berkarya menargetkan partai tersebut dapat menguasai kursi DPR di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI Senayan pada masa pemerintahan 2019-2024.

Putra Presiden RI Soeharto tersebut menargetkan Partai Berkarya paling tidak dapat meraih 80 kursi di DPR RI pada pemilihan legislatif mendatang.

Baca juga: Tommy Soeharto targetkan Partai Berkarya kuasai Senayan

Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018