Jakarta (ANTARA News) - Dua studi pemerintah Amerika Serikat yang dilakukan oleh National Toxicology Program (NTP) telah menyimpulkan bahwa radiasi ponsel kemungkinan besar tidak akan membawa Anda ke liang lahat.

Namun, untuk keamanan, tidak ada salahnya untuk melakukan tindakan pencegahan.

Dilansir dari laman Phone Arena, penelitian menggunakan tikus yang terpapar radiasi frekuensi radio (RFR), seperti tipe yang dipancarkan dari ponsel dan oven microwave.

"Jika ada risiko, itu kecil," kata ilmuwan senior NTP Dr. John Bucher.

Tikus yang terpapar RFR berada dalam kondisi kesehatan yang sama dengan mereka yang tidak terpapar, bahkan beberapa di antaranya yang terkena radiasi akhirnya hidup lebih lama.

Baca juga: Batas radiasi menara telekomunikasi 4,5 watt/m2

Baca juga: Ilmuwan ciptakan celana dalam pria dengan anti-radiasi


Meski demikian, Dr Bucher masih menganjurkan pengguna ponsel untuk mengurangi eksposur radiasi ponsel dengan tidak menempelkan ponsel mereka ke telinga dalam durasi waktu yang lama.

Dr Bucher menekankan bahwa hal ini "secara dapat mengurangi paparan radiasi. Radiasi ponsel berkurang drastis dengan jarak."

Dia juga menyarankan agar menempatkan ponsel agak jauh saat tidur.

"Saat ini tidak ada bukti yang konsisten bahwa radiasi non-ion meningkatkan risiko kanker... penggunaan teknologi hands-free, seperti headset berkabel dan nirkabel, terus meningkat dan dapat mengurangi paparan frekuensi radio ke kepala dan otak," terang National Cancer Institute.

Teknologi ponsel diawasi di AS oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dan Food and Drug Administration (FDA). FDA meninjau kembali penelitian tersebut dan mengatakan, "Batas keamanan saat ini untuk ponsel dapat diterima untuk melindungi kesehatan masyarakat."

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018