Jakarta (ANTARA News) - Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengharapkan proses pengundian (drawing) yang dilakukan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) di setiap turnamen dilakukan secara terbuka.

"Ini masukan buat BWF, kalau turnamen penting seperti All England, ada baiknya proses drawing itu disiarkan langsung via live streaming atau ada saksi," kata Herry dalam keterangan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) yang diterima di Jakarta, Senin.

Herry mengungkapkan dalam turnamen bulu tangkis All England 2018, ada hal yang tidak menguntungkan bagi ganda putra Indonesia, di mana setidaknya tiga pasangan Merah Putih harus saling mengalahkan di putaran awal turnamen.

Di All England 2018, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo harus saling mengalahkan di putaran pertama dengan Angga Pratama/Rian Agung Saputro.

Selepas itu, pemenang di antara mereka kemungkinan akan menghadapi pasangan Indonesia lainnya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto jika sebelumnya mereka berhasil menumbangkan duet Malaysia Ong Yew Sin/Teo Ee Yi di putaran pertama.

Herry melanjutkan jika proses pengundian tersebut bisa dilihat semua orang akan lebih adil dan ada penerimaan nasib jika hasilnya mempertemukan para pemain dari satu negara yang sama.

"Jadi kalau draw nya sudah begitu dan masih ketemu sesama Indonesia misalnya, ya namanya nasib. Kalau pun drawing menggunakan komputer, ada baiknya bisa disaksikan, kan jauh lebih fair, ini menurut pemikiran saya," ujarnya.

Dengan hasil pengundian yang kurang menguntungkan itu, ada kekhawatiran Herry bagi peluang pemain Indonesia, terlebih dengan aturan tinggi servis baru yang mengharuskan setiap pemain menempatkan kok untuk servis dengan tinggi 115 cm di atas permukaan lapangan.

"Tapi optimis tetap dong, untuk Hendra/Ahsan kuncinya di putaran dua melawan wakil China Zhang Nan/Liu Cheng, jika lewat ada harapan lah. Lalu Marcus/Kevin meski ada cedera sedikit di tangan Marcus, tapi di sisa persiapan seminggu terakhir, saya rasa sudah membaik, walaupun tidak seratus persen, tapi mereka juga tahu dengan kondisi seperti ini, biasanya mereka akan mensiasati dengan perbedaan strategi permainan," ujarnya.

"Soal servis, sebelum turnamen Jerman Terbuka 2018, kami sudah tiga kali mendatangkan hakim servis ke pelatnas untuk menilai servis para pemain dan progresnya baik, termasuk Marcus/Kevin yang salah satu kekuatannya di servis. Namun kita lihat saja kenyataan di pertandingan sesungguhnya nanti," kata Herry menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018