New York (ANTARA News) - Saham-saham AS ditutup bervariasi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena Wall Street terus mencerna laporan ketenagakerjaan AS untuk Februari.

Indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan sebesar 157,13 poin atau 0,62 persen menjadi berakhir di 25.178,61 poin. Indeks S&P 500 berkurang 3,55 poin atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 2.783,02 poin.

Sementara itu, Indeks Komposit Nasdaq naik 27,51 poin atau 0,36 persen menjadi berakhir di 7.588,32 poin.

Dengan tidak adanya data ekonomi utama yang keluar pada Senin (12/3), para investor terus menyaring laporan pekerjaan non-pertanian.

Total pekerjaan non-pertanian AS meningkat 313.000 pekerjaan pada Februari dan tingkat pengangguran tidak berubah sebesar 4,1 persen, kata Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (9/3). Para ekonom memperkirakan kenaikan 200.000 pekerjaan.

Pada Februari, rata-rata penghasilan per jam untuk semua karyawan non pertanian swasta naik empat sen menjadi 26,75 dolar AS. Sepanjang tahun, rata-rata penghasilan per jam meningkat 68 sen atau 2,6 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Para analis mengatakan dengan kenaikan lapangan kerja yang kuat dan pertumbuhan gaji yang lemah, membuat laporan tersebut "tidak bisa lebih positif" untuk pasar, menunjukkan bank sentral AS mungkin tidak akan menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali pada 2018.

Federal Reserve AS dijadwalkan bertemu minggu depan, dengan sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini.

Sementara itu, rencana tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih dalam fokus. Trump secara resmi menandatangani pengumuman publik pada Kamis (8/3) untuk menerapkan tarif 25 persen pada impor baja dan 10 persen untuk impor aluminium, di tengah meningkatnya perbedaan pendapat dari kelompok bisnis dan mitra dagang di seluruh dunia.

Tarif akan berlaku dalam 15 hari dengan pengecualian awal untuk Kanada dan Meksiko, sambil menunggu renegosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), demikian Xinhua.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018