Dili (ANTARA News) - Hakim pengadilan tertinggi Timor Timur (Timtim) pada Rabu secara resmi mendukung hasil pemilihan anggota parlemen negara itu, kata ketua pengadilan tersebut. Hasil itu menunjukkan partai berkuasa Fretilin meraih 29 persen suara, diikuti kelompok baru bentukan pahlawan kemerdekaan dan mantan Presiden Xanana Gusmao, CNRT, yang mendapatkan 24 persen. "Hakim gabungan Pengadilan Banding memutuskan bahwa pemilihan anggota parlemen pada 30 Juni 2007, sah," kata Ketua Pengadilan Tinggi, Claudio Ximenes. "Hitungan panitia pemilihan benar," katanya kepada wartawan di kantornya, merujuk pada hasil penghitungan suara oleh Panitia Pemilihan Negara. Berdasarkan atas undang-undang Timor Timur, hasil pemilihan resmi jika pengadilan tersebut mendukungnya. Presiden Jose Ramos-Horta bertemu dengan pemimpin untuk memecahkan jalan buntu akibat kegagalan partai mana pun meraih kemenangan besar langsung. Undang-undang dasar itu mendua atas kemungkinan partai dengan suara terbanyak berhak membentuk pemerintah atau gabungan partai lebih kecil melakukannya jika mendapatkan suara besar mutlak. Partai Gusmao sudah membentuk gabungan dengan tiga partai lebih kecil, yang secara bersama merebut 37 kursi di parlemen dan sudah mengusulkan membentuk pemerintahan. Pemungutan suara itu menyusul lebih dari setahun ketegangan politik di negara miskin setengah pulau tersebut, yang merdeka pada 2002 sesudah pemisahan diri berdarah dari Indonesia tiga tahun sebelumnya. Kekerasan itu menewaskan 37 orang dan menyebabkan 150.000 orang mengungsi dan memerlukan kehadiran pasukan perdamaian antarbangsa untuk memulihkan ketertiban. Satuan pimpinan Australia tetap berada di sana dan bersama sekitar 1.700 polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa berada dalam siaga penuh menghadapi pesta pasca-pemilihan umum dan unjukrasa. Tujuh partai politik memiliki suara cukup dalam pemilihan anggota parlemen Timor Timur untuk menjamin tempat di parlemen 65 kursi negara itu, kata panitia pemilihan negara hari Senin. Sejumlah 14 partai ikut bertarung dalam pemilihan bulan lalu itu, yang pertama sejak negara itu merdeka, tapi tujuh partai lain tidak meraih ambang batas perolehan suara tiga persen, yang dibutuhkan untuk mendapat satu kursi, kata ketua panitia itu, Faustino Cardoso. Hasil penghitungan suara sementara menunjukkan Fretilin meraih 21 kursi, disusul Kongres Bangsa untuk Pembangunan Kembali Timor Timur (CNRT), partai Xanana Gusmao, meraih 18 kursi, Perhimpunan Demokrat Sosial Timor (ASDT-PSD) meraih 11 kursi, dan Partai Demokrat dengan delapan kursi, kata Cardoso mengumumkan hasil sementara. CNRT dan ASDT-PSD pekan sebelumnya mengumumkan akan membentuk gabungan dan ingin membentuk pemerintah, tapi Fretilin belum mengaku kalah, mengisyaratkan kemungkinan mengajukan gugatan hukum. Partai Persatuan Bangsa meraih tiga kursi, sementara Persekutuan Demokrasi dan Undertim masing-masing memperoleh dua kursi. Panitia itu menyatakan 80,5 persen dari 529.1998 pemilih terdaftar menggunakan hak pilihnya. Wewenang memutuskan pembentuk pemerintah terletak pada Presiden Jose Ramos-Horta, yang terpilih menduduki jabatannya pada Mei. Peraih Nobel Perdamaian itu, yang menjelang pemilihan umum tersebut mengusulkan pembentukan pemerintah persatuan, menyatakan itu merupakan cara paling mantap bagi negara demokrasi muda itu. Mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, musuh bebuyutan Gusmao, menyatakan Fretilin menunggu diundang Ramos-Horta untuk membentuk pemerintah dan berunding dengan semua partai di parlemen, termasuk CNRT. Tapi, tidak jelas apakah gabungan CNRT, yang tidak memerlukan Fretilin untuk meraih suara besar diperlukan untuk memerintah, akan menerima itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007