Industri 4.0 ini juga mendorong yang kecil-kecil ini tumbuh."
Jakarta (ANTARA News) - Industri makanan dan minuman menyatakan kesiapan dan dukungannya untuk mengimplementasikan sistem Revolusi Industri 4.0, kata Ketua Gabungan Pengusaha Industri Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman.

“Saya sangat mendukung sekali karena mau tidak mau kita harus menjalankan industri 4.0 ini, karena sudah ketinggalan. Industri 4.0 ini juga mendorong yang kecil-kecil ini tumbuh,” ujarnya di Jakarta, Rabu.

Adhi mengatakan, sekira 70 persen industri makanan dan minuman skala besar saat ini mengimplementasikan sistem Industri 3.0, yakni 20 persennya menuju Revolusi Industri 4.0.

Tantangan untuk mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0, menurut dia, bukan lagi pada skala kapasitas produksinya, namun kemampuan untuk menciptakan produk sesuai pesanan (customize) dalam skala kecil hingga sedang dengan biaya rendah.

“Jadi, yang dituntut sekarang itu produk yang customize. Konsumen bisa meminta produk sesuai keinginan namun dengan jumlah kecil,” jelas Adhi.

Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan untuk penerapan sistem Industri 4.0, dinilainya, adalah kesiapan investasi, sumber daya manusia (SDM) dan penjaja (vendor) untuk sistem infrastrukturnya.

Industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor untuk penerapan awal Revolusi Industri 4.0 yang menempatkan Indonesia akan berfokus pada lima sektor manufaktur, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektonik.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018