Batusangkar, Sumatera Barat (ANTARA News) - Warga Pangian di Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan tradisi pajak-pajak.

"Pajak-pajak merupakan sebuah tradisi berupa makan-makan ke sungai atau kebun milik warga yang bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi serta bermaaf-maafan" kata Arfianto Datuak Tan Kayo, tokoh masyarakat setempat, di Batusangkar, Sabtu.

Tradisi lama itu, ia menuturkan, biasanya dilaksanakan di depat sumber air, yang menjadi tempat warga mandi setelah makan-makan.

Dalam pelaksanaan tradisi ini, setiap warga punya peran, yang lelaki mencari ikan di sungai, yang perempuan memasak, dan anak-anak mencari kayu bakar untuk memasak.

"Biasanya tudak butuh dana yang besar untuk pelaksanaan tradisi ini, setiap peserta akan patungan membawa beras dan alat untuk memasak, dari sini rasa kebersamaan muncul dan juga sikap gotong royong, itu makna sebenarnya selain mempererat silaturahmi," kata Arfianto.

Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Dr Gazali menjelaskan pada dasarnya tidak ada penjelasan mengenai ritual ataupun tradisi menyambut Ramadhan seperti balimau dalam ajaran Islam.

Namun pelaksanaan tradisi semacam itu tidak bisa dianggap salah kalau tidak melanggar syariat Islam dan tujuannya baik, untuk mempererat silaturahim. Namun dia menilai saat ini sudah terjadi pergeseran dari pelaksanaan tradisi itu.

"Saat ini sudah terjadi pergeseran, kalau dulu tradisi ini benar-benar sebagai wujud kegembiraan dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, akan tetapi saat ini sudah banyak mengarah pada hal yang jauh dari syariat Islam," katanya.

Baca juga:
Warga Pauh gelar tradisi malamang sambut Ramadhan
"Megengan" tradisi Lampung Timur sambut Ramadhan

 

Pewarta: Irfan Taufik
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018