Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyatakan usulan kebijakan sistem skor pertandingan yang baru dengan skor yang lebih kecil yakni 11 poin, akan mengurangi daya pikat olahraga tepok bulu ini.

"Indonesia menolak kebijakan tersebut. Karena kami ingin tetap membuat bulu tangkis menarik bagi penonton dan juga pebisnis. Karena dengan skor 11, pertandingan kemungkinan akan lebih singkat dan penonton akan merasa rugi," kata Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Dalam keterangan itu, PBSI akan menyampaikan keberatannya dalam forum anggota BWF yang akan mengadakan pertemuan dan pemungutan suara di Bangkok, Sabtu ini, yang disebutkan oleh pihak federasi bahwa sikap yang sama juga tunjukkan oleh beberapa negara Asia lainnya.

Selain akan mengurangi daya pikat, wacana BWF untuk penggantian sistem skor, dari 21 x 3 gim, menjadi 11 x 5 gim menurut PBSI akan sangat berpengaruh pada para pemain itu sendiri.

"Alasan lainnya karena pemain kami sudah enjoy dengan sistem yang saat ini. Kalau ada yang harus berubah, cukup memberatkan karena harus beradaptasi lagi," ucap Budiharto.

Selain aturan skor, wacana perubahan pendampingan atlet juga dikabarkan akan dibahas dalam forum tersebut yang akan mengatur keberadaan pelatih nantinya yang hanya boleh di gim ketiga dan kelima. Wacana pengaturan servis juga akan ditentukan dalam forum kali ini.

Baca juga: PBSI kaji wacana perubahan skor bulu tangkis

Baca juga: Bulu tangkis cari bentuk skor lebih memikat

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018