Palu (ANTARA News) - Ribuan korban banjir yang melanda puluhan desa pada tiga kecamatan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, terancam kelaparan, karena distribusi logistik selama beberapa hari terakhir terhalang cuaca buruk serta putusnya prasarana jalan dan jembatan. Sementara sarana angkutan melalui jalur laut di Teluk Tomori dan Teluk Tolo, seperti perahu karet, yang diharapkan bisa menerobos pendistribusian logistik ke desa-desa yang terisolasi tidak tersedia. Pemkab Morowali baru mendistribusikan bantuan logistik sekedarnya pada Senin pagi, sekalipun banjir menggenangi lebih 30 desa di wilayah tersebut telah memasuki hari ke tujuh. Hamzah, Kepala Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa Tokala Atas, Bungku Utara, yang dihubungi dari Palu, Senin, mengatakan sebanyak 134 kepala keluarga di desanya belum mendapat bantuan makanan dari pemerintah daerah. "Warga terpaksa mengkonsumsi umbi-umbian karena persediaan beras sudah habis," kata dia. Ia sangat menyesalkan lambannya antisipasi pemerintah daerah setempat, padahal banjir akibat hujan deras yang membuat air Sungai Solato serta beberapa sungai kecil lainnya meluap sudah berlangsung sepekan terakhir. Ketinggian air di desa Tokala Atas yang berjarak lebih 10 km dari desa Baturube, ibukota kecamatan Bungku Utara, sudah mencapai lebih dua meter dan hampir seluruh rumah warga terendam banjir. "Warga saat ini mengungsi di Mesjid Nurul Huda yang letaknya berada diketinggian," kata dia. Mukhtar (60), warga Baturube, juga menyayangkan lambannya bantuan dan pertolongan untuk mengevakuasi korban banjir bandang di wilayahnya yang telah menelan tujuh korban tewas dan sekitar 30 lainnya masih dinyatakan hilang di desa Uwe Reru. "Kondisi ini tidak perlu terjadi, jika koordinasi aparat pemerintahan berjalan dengan baik," tuturnya. Camat Bungku Utara, Terhar Lawandi, membenarkan kalau sebagian besar korban banjir di wilayahnya sudah terlayani pasokan logistik dan obat-obatan karena terkendala cuaca dan transportasi menuju lokasi-lokasi penampungan pengungsi. Tapi, katanya, kapal pengangkut logistik dari Kolonodale sudah merapat di dermaga Baturube sejak Senin pagi. "Namun sampai Senin siang distribusi bantuan logistik baru tersalurkan di 10 dari 20 desa yang terendam banjir di wilayah kami, karena akses jalan darat terputus". Alat transportasi satu-satunya untuk bisa mendistribusikan bantuan pada penduduk yang terjebak banjir, menurut dia, adalah perahu. Satlak Kecamatan Bungku Utara sendiri tidak memiliki perahu karet, kecuali hanya mengandalkan beberapa motor tempel dan perahu nelayan. "Sekalipun demikian, Pemkab Morowali tengah mengupayakan bantuan perahu dari berbagai pihak," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007