Cirebon (ANTARA News) - Sultan Keraton Kasepuhan Kota Cirebon, Jawa Barat, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat mengusulkan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), sejarah bangsa Indonesia dan agama harus diterapkan lagi serta diperbanyak jam pelajarannya.

"Kita upayakan untuk meningkatkan kembali jatidiri bangsa dengan mempelajari kembali PMP, sejarah dan agama," kata Sultan Arief di Cirebon, Sabtu, menanggapi momentum Hari Lahirnya Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni.

Menurut dia, Pancasila merupakan dasar negara yang harus di syukuri oleh masyarakat Indonesia, karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang luhur. Untuk itu seharusnya memang Pancasila harus dijaga dan tidak boleh tergantikan.

Maka dengan cara kembali menerapkan PMP di sekolah merupakan salah satu upaya untuk menjaga idiologi Pancasila.

"Kita syukuri Indonesia mempunyai dasar negara yg relejius dan berbudaya karakter bangsa Indonesia," tuturnya.

Namun, kata Arief, nilai luhur Pancasila sekarang ini mulai luntur di era reformasi dan demokrasi serta era media sosial. Begitu juga radikalisme dan premanisme di setiap lini kehidupan meningkat.

Selain itu, kebebasan berpendapat diterjemahkan dengan bicara seenaknya, sehingga tidak sopan dan bahkan cenderung menyinggung dan memfitnah.

"Budaya sopan, budaya santun, tertib, toleransi dan gotong royong semakin terdegradasi dan memudar. Untuk itu perlu segera ada tindakan yang revolusioner, agar bangsa Indonesia kembali kepada jatidiri bangsanya," ujarnya.

Dengan momentum Hari Kelahiran Pancasila ini, kata dia, semua harus kembali lagi merajut apa yang sudah mulai luntur dan saling menghargai satu sama lain.

Baca juga: Sultan Cirebon minta awasi keluarga dari geng motor

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018