Jakarta (ANTARA News) - Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi jilid II, karena masih banyaknya akses yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, apabila dana asing yang ditempatkan di dalam negeri dialihkan ketempat lain. Direktur Keuangan Lippo Bank, Gottfried Tampubolon, di Jakarta, Senin, mengatakan berbagai akses akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi China yang mencapai 11,9 persen. Selain itu, juga didukung oleh tingginya investasi, baik dari China, India maupun negara-negara Timur Tengah yang aktif mencari lahan baru di Indonesia, katanya. Negara-negara 'petro dolar' itu, menurut dia, sangat tergiur untuk menginvestasikan dana melihat peluang pasar di dalam negeri cukup besar. "Kami sangat optimis dengan investasi yang akan dilakukannya akan memberikan dukungan ekonomi nasional yang lebih baik lagi," katanya. Menurut dia, banyak kalangan yang mengkhawatirkan apabila dana asing yang ditempatkan di Indonesia dialihkan ke tempat lain akan menekan pertumbuhan ekonomi nasional, bahkan akan menimbulkan krisis ekonomi jilid kedua. Kekhawatiran terhadap pengalihan dana asing ke tempat lainnya terlalu dibesar-besarkan, meski hal ini juga tetap harus diwaspadai, katanya. Pemerintah, lanjutnya, diperkirakan telah mempersiapkan diri dengan berbagai kebijakan agar dana asing itu tetap berada di pasar domestik, karena dengan adanya dana asing itu pertumbuhan pasar modal dan uang semakin membaik. Dengan masuknya dana asing ke pasar modal mengakibatkan indeks harga saham gabungan menguat hingga menembus level 2.000 poin dan pernah mencapai 2.400 poin, katanya. Gottfried Tambubolon mengemukakan Indonesia akan tumbuh menjadi negara maju, karena pemerintah terus mempersiapkan prasarana dan sarana penunjang bagi investasi asing. Karena itu, ke depan Indonesia akan menjadi negara yang disegani dalam kancah ekonomi global, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007