Jatinangor (ANTARA News) - Ratusan warga Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jabar, Rabu siang sekitar pukul 12.30 WIB, berunjukrasa di halaman kampus IPDN di Jatinangor untuk menagih janji kontrak politik yang pada pekan lalu ditandatangani Purek III IPDN, Indrarto. Aksi unjukrasa yang diawali konvoi ratusan unit kendaraan sepeda motor itu selain menyerukan realisasi kontrak politik warga dengan IPDN, juga menuntut IPDN dibubarkan dari bumi Jatinangor. Para pengunjukrasa juga menerikan yel-yel yang mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan Praja IPDN yang menewaskan warga setempat akibat dianiaya oleh lima Wasana Praja IPDN. Dalam aksi itu pengunjukrasa selain memakai kendaraan mobil ber`sound system`, juga mengusung sebuah patung Praja IPDN lengkap dengan pakaian dan atribut IPDN yang berwarna coklat muda atau krem dengan peci warna birunya serta berpapan nama "ajag" (anjing). Para pengunjukrasa menuntut rektor IPDN turun menemui pengunjukrasa dan segera meminta maaf kepada warga atas prilaku praja IPDN. Pengunjukrasa yang dihadang puluhan petugas Dalmas Polres SUmedang juga memaksa untuk menerobos masuk kampus bila rektor tidak mau menemui pengunjukrasa. Eri, salah seoroang pengunjukrasa, menuding IPDN telah berulang kali melakukan kebohongan publik atas nota kesepakatan dan kontrak politik yang hingga hampir sepekan belum ada realisasinya. Erik juga menuding rektor IPDN telah melakukan kebohongan guna melindungi praja IPDN yang terlibat dalam aksi kekerasan yang menyebabkan seorang warga setempat, Wendi Budiman, tewas. Pengunjukrasa menyebut IPDN sebagai Institut Penipu Dalam Negeri, Institut Pembohong Dalam Negeri dan Institut Preman Dalam Negeri. (*)

Copyright © ANTARA 2007