Kupang (ANTARA News) - Seekor paus jenis sperma dengan kondisi sudah menjadi bangkai terdampar di pantai Desa Halapaji, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Rabu pagi.

Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Rabu siang, mengatakan bahwa BKKPN menerima laporan terkait dengan terdamparnya paus tersebut dari masyarakat sekitar.

"Kami dapat info dari masyarakat sekitar pukul 09.20 WITA, waktu tim kami sedang lakukan pendataan sosial ekonomi kawasan sekaligus meninjau lokasi hibah lahan untuk demplot penyu di Desa Eilogo, Kecamatan Sabu Ilae," kata dia.

Setelah mendapatkan informasi itu, pihak BKKPN langsung ke lokasi tersebut. Sampai di lokasi, didapati paus yang terdampar dan sudah menjadi bangkai itu, di bagian tubuhnya terdapat luka yang sudah membusuk.

Paus sperma itu berukuran panjang 9,5 meter. Awalnya warga melihat paus mengapung di perairan desa itu sejak pukul 06.00 WITA.

Bangkai paus itu kemudian ditarik ke pesisir oleh masyarakat setempat. Sebelumnya, dilakukan ritual adat sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat.

"Warga di desa itu menganggap bahwa paus sperma memiliki hubungan sosiologi dengan masyarakat setempat," kata Ikram.

Saat ini, sejumlah pihak mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Polres Kupang, TNI, serta masyarakat setempat telah menyiapkan lubang untuk penguburan paus itu.

Paus itu, kata Ikram, diduga ditinggal oleh kawanannya karena sedang sakit, akibat luka tersebut.

Saat sudah tak berdaya, katanya, paus itu dihantam ombak sehingga terdampar di Perairan Sabu yang juga merupakan kawasan pemantauan dari BKKPN.

Baca juga: Belakangan ini ikan paus sering terdampar di Probolinggo, mengapa?

Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018