Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan siap membantu upaya pembebasan 21 warga sipil Korea Selatan (Korsel) yang disandera kelompok Taliban di Afghanistan sejak 19 Juli lalu. "Tentunya upaya pembebasan itu tetap terbatas pada `wilayah-wilayah` tertentu yang menjadi kewenangan PBNU," kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Rabu. Sebelumnya, secara terpisah Hasyim menerima Dubes Korsel Lee Sun Jin, Dubes Afghanistan Zherazamin Kunary, dan Kuasa Usaha Dubes Pakistan Ali Baz Khan di kantor PBNU. "Kita tidak akan sampai memasuki wilayah diplomatik negara-negara yang bersangkutan karena itu urusannya lebih ke pemerintah masing-masing," kata Hasim. Hasyim mengaku tak memiliki akses terhadap Taliban, namun ia akan berupaya menggunakan berbagai jaringan yang dimiliki PBNU, misalnya jaringan organisasi Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim (ICIS), di mana dia menjabat sebagai sekretaris jenderal. Hasyim mengatakan akan berkomunikasi dengan ulama berpengaruh di beberapa negara, terutama negara-negara yang berdekatan dengan Afghanistan, dan organisasi-organisasi Islam di dunia agar turut mengupayakan pembebasan sandera tersebut. "Saya minta ulama-ulama dan komunitas muslim di dunia untuk menyuarakan upaya-upaya pembebasan, demi kemanusiaan. Saya juga berharap pihak Korsel mampu mengikutsertakan komunitas muslim di negaranya," katanya. Presiden Konferensi Dunia Agama-agama untuk Perdamaian (World Conference on Religions for Peace-WCRP) itu menegaskan, peristiwa penculikan dan penyanderaan tersebut murni dilatarbelakangi persoalan politik. "Bukan peristiwa agama atau tidak ada hubungannya dengan agama, sekalipun yang menyandera itu orang Islam," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007