Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai munculnya bakal calon wakil presiden dari kalangan non-partai politik menandakan masyarakat menginginkan cawapres yang profesional, namun menurut dia profesionalisme saja tidak cukup.

"Profesionalisme cawapres belum cukup karena harus juga memiliki chemistry dengan capres-nya yaitu Joko Widodo," kata Inas di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan munculnya nama-nama non-parpol seperti Sri Mulyani Indrawati, Mahfud MD dan Ma'ruf Amin, digulirkan oleh masyarakat yang menginginkan Jokowi punya cawapres yang profesional.

Menurut dia, keinginan masyarakat agar cawapres yang dipilih Jokowi dari kalangan non-partai menandakan, bisa saja Jokowi lebih diminati daripada Prabowo Subianto.

"Munculnya tokoh non-parpol seperti Sri Mulyani, Mahfud MD, dan Ma`ruf Amin, artinya Jokowi lebih diminati daripada Prabowo bukan?," ujarnya.

Namun dia menegaskan bahwa Hanura tetap konsisten menyerahkan keputusan kepada Jokowi untuk menentukan siapa cawapres yang akan mendampingi Jokowi.

Selain itu menurut dia, Hanura menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi untuk mengusung cawapres karena pasti memiliki berbagai macam pertimbangan dalam keputusannya.

"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi namun harus memiliki chemistry," katanya.

Baca juga: Golkar: parpol koalisi biarkan Jokowi tentukan cawapres

Baca juga: Peneliti nilai TGB akan hadapi resistensi parpol

Baca juga: Kata pengamat LIPI soal figur Mahfud MD untuk dampingi Jokowi

Baca juga: Partai Gerindra umumkan calon presiden-wakil presiden sebelum 10 Agustus

Baca juga: Partai Demokrat akan dukung Prabowo atau Jokowi

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018