Jakarta (ANTARA News) - Menstruasi menjadi kondisi wajar bagi kaum hawa yang dalam masa subur. Namun, kebanyakan perempuan tak menyadari ada dampak di balik kehilangan darah setiap bulan masa itu. 

Terlebih bila durasi menstruasinya lebih lama dibanding perempuan pada umumnya. Ada risiko mengalami defisensi zat besi hingga kadar hemoglobin turun. 

"Remaja putri secara alami mengalami menstruasi. Mereka kadang tak menyadari kehilangan darah setiap bulan, lama-lama semakin rendah Hb-nya," kata Prof Dr Djajadiman Gatot, SpA(K) di Jakarta, Minggu (22/7). 

Wajah yang pucat, kemampuan belajar yang semakin turun bisa menjadi tanda kala kadar Hb seseorang sudah turun dan kondisi ini sudah masuk kategori berat. 

Dalam kesempatan itu, Dr Murti Andriastuti Sp.A(K), Ketua Satuan Tugas Anemia Defisiensi Besi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, ada tahapan sebelum kadar Hb seseorang turun, yang diawali dengan kondisi kekurangan zat besi atau anemia. 

"Secara klinis dia sehat. Tetapi saat dilakukan pemeriksaan kadar feritin sudah turun. Lama-lama kadar zat besi di darah berkurang. Pada tahap ini namanya defisiensi besi," kata dia. 

Pada tahap defisiensi besi, Hb masih normal sehingga penderita belum menunjukkan gejala seperti wajah pucat, letih, lesu, lemah dan lainnya. 

Anemia defisiensi besi pada jangka panjang dapat mengganggu sistem kardiovaskular, sistem imun, gangguan perkembangan, psikomotor serta kognitif. 

"Belum lagi nanti menjadi ibu hamil. Bila cadangan besi sedikit, bayinya akan kekurangan zat besi dengan segala akibat misalnya lahir dengan berat badan kurang, kekurangan zat besi," kata Murti. 

Bila kondisi ini berlanjut, terjadi penurunan Hb karena zat besi yang beredar di tubuh berkurang. Barulah gejala-gejala muncul. 

Murti mengatakan, suplementasi zat besi bisa menjadi upaya untuk tahapan sebelum Hb turun, di samping perbaikan asupan makanan yang mengandung zat besi. 

Pada remaja putri, konsumsi tablet tambah darah setiap bulan saat menstruasi bisa menjadi pilihan agar tak mengalami kekurangan zat besi apalagi Hb turun. 

"Setiap bulan tidak masalah (konsumsi tablet tambah darah). Saat menstruasi. Efeknya hanya mual," kata Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A(K), M.Si, spesialis anak dan konsultan tumbuh kembang anak dari RSCM, menambahkan. 

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018