Kupang, (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur Abed Frans mengemukakan publikasi kegiatan pertemuan tahunan IMF-WB 2018 masih sangat minim terutama di daerah-daerah tujuan wisata unggulan seperti di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores.

"Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo menjadi salah satu paket wisata yang akan dikunjungi ribuan delegasi peserta rapat IMF-WB setelah mengikuti kegiatan di Bali, namun publikasi kegiatan itu masih sangat minim," kata Abed Frans di Kupang, Kamis.

Menurutnya, pertemuan tahunan IMF-WB yang digelar di Bali pada Oktober 2018 merupakan perhelatan akbar dihadiri sekitar 15.000 tamu undangan dan delegasi.

Diperkirakan delegasi dari berbagai negara akan hadir dalam pertemuan tersebut yang selanjutnya mengunjungi berbagai destinasi wisata unggulan di Tanah Air, salah satunya di Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.

"Pertemuan IMF-WB merupakan kegiatan agenda besar bagi Indonesia sehingga selayaknya semua instansi di daerah tujuan wisata terlibat aktif mempromosikan wilayah masing-masing yang memanfaatkan berbagai sarana dan media luar ruang sebagai promosi," ujarnya.

Ia mencontohkan, di depan Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Kantor Balai Taman Nasional Komodo, maupun di Bandara Komodo tidak terlihat baliho yang menunjukkan akan ada perhelatan akbar berskala internasional.

Tidak hanya terkait publikasi yang perlu dilakukan secara masif, namun daerah tujuan perlu ditata secara rapih dan menarik terutama penanganan masalah sampah, seperti destinasi wisata kuliner Kampung Ujung yang baru di Labuan Bajo masih terlihat banyak sampah berserakan di sekitar tempat jualan.
Baca juga: Asita siapkan tur desa wisata delegasi IMF
Baca juga: Pemimpin ASEAN akan hadiri pertemuan IMF
Baca juga: Luhut minta Angkasa Pura pastikan penanganan delegasi IMF

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018