Semarang (ANTARA News) - Sejumlah seniman Semarang menyelenggarakan pergelaran seni untuk melepas 20 pekerja seks komersial (PSK) Sunan Kuning Semarang yang pensiun dini dan beralih profesi menjadi pengusaha. Penggagas kegiatan itu, Edhi Prayitno di Semarang, Sabtu mengatakan, pentas musik, baca puisi, seni instalasi, dan pembakaran sosok Arjuna akan mengiringi upacara alih profesi para PSK. Kegiatan unik itu akan berlangsung di Griya Asa PKBI, kawasan lokalisasi Sunan Kuning, Minggu (12/8). Para PSK yang mayoritas berusia antara 18-23 tahun itu, katanya, berniat berwiraswasta, seperti membuka warung makan, salon, toko, dan usaha halal lainnya. "Mereka bertekad tidak akan menekuni kembali profesi PSK," kata Edi yang juga wartawan Radio Elshinta itu. Pentas seni yang diberi label Sunan Kuning Pesona Dunia (SKPD) sekaligus dimanfaatkan untuk kampanye kepada konsumen PSK agar memperlakukan mereka lebih manusiawi dan terhormat. "Betapa pun mereka juga manusia. Ketidakberuntungan saja yang membawa mereka ke Sunan Kuning," katanya. Menurut Edhi, perpindahan profesi sejumlah PSK tersebut merupakan peristiwa penting karena bila melihat usia PSK yang akan hijrah ke jalan terang itu rata-rata masih produktif, di bawah 30 tahun, bahkan ada yang berusia 18 tahun. Mengenai label kegiatan Sunan Kuning Pesonia Dunia yang seolah ingin menandingi even Semarang Pesona Asia yang sekarang berlangsung, Edhi menjelaskan, label SKPD itu hanya untuk menyentil penyelenggara SPA yang lebih menonjolkan seni hiburan, padahal kesenian sebenarnya bisa memberi pencerahan pada nilai-nilai kemanusiaan. Komunitas seniman yang menggelar SKPD berasal dari Komunitas Omah Pring, Kandang Gunung, dan Pak Jenthit Lolo Loba, yang bekerja sama dengan Griya Asa PKBI Semarang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007