Saat ini kan yang lagi digalakkan adalah vaksin syariah dan saat ini Bio Farma sudah bisa memproduksi vaksin halal,
Bandung, (ANTARA News) - Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja sama Internasional Bappenas Wisnu Utomo mengatakan delegasi Tunisia dan Maroko memberikan penawaran kepada PT Bio Farma untuk membangun pabrik di dua negara tersebut.

"Dengan adanya peluang tersebut maka sebaiknya Bio Farma berhitung feasibility study untuk membuat pabrik di Maroko dan Tunisia untuk pasar Afrika," kata Wisnu Utomo, disela-sela kunjungan Delegasi Tunisia dan Maroko yang mewakili Kementerian Kesehatan, industri vaksin institute Pasteur de Tunis serta Institut Pasteur du Maroc, ke Bio Farma, di Kota Bandung, Selasa.

Menurut dia, kunjungan dari delegasi Maroko dan Tunisia tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan akhir 2017 antara Bio Farma dan Islamic Development Bank yang melibatkan anggota OKI.

"Indonesia itu akan berbagi ilmu soal vaksin ke negara islam yang lain seperti Maroko dan Tunisia," katanya.

PT Biofarma, kata dia, memang memiliki kemampuan untuk membantu secara teknis ke negara lain yang membutuhkan dan Biofarma juga sudah bisa memproduksi vaksin sehingga Maroko dan Tunisia belajar ke Biofarma.

"Saat ini kan yang lagi digalakkan adalah vaksin syariah dan saat ini Biofarma sudah bisa memproduksi vaksin halal," katanya.

Ia mengatakan kerja sama dengan negara Islam ini sudah banyak dilakukan, khususnya vaksin dan inseminasi buatan ke Suriah dan saat ini pun, ada delegasi Indonesia yang berangkat ke Suriname untuk pengembangan inseminasi buatan.
 
Bandung, 28/8 (ANTARA NEWS) -Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) M Rahman Roestan (kiri) menyalami delegasi dari Tunisia saat melakukan kunjungan di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/8). Kunjungan tersebut merupakan program penguatan kerja sama manajemen dan produksi vaksin antara Indonesia-Maroko-Tunisia Development Cooperation melalui Reverse Linkage (RL) yang dilaksanakan pada 27-30 Agustus 2018 di Jakarta dan Bandung. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi


Menyikapi tawaran tersebut, Direktur Riset dan Pengembangan PT Biofarma, Adriansjah Azhari mengatakan pihaknya menyambut baik tawaran dari Tunisia dan Maroko untuk membangun.

"Ini sebuah peluang bagi kami, ini strategis tapi ini semua harus kita kaji dulu," kata dia.

Menurut dia saat ini dari 57 negara yang tergabung dalam OKI hanya tujuh negara yang memproduksi vaksin dan dua yang sudah memiliki pengakuan dari WHO.

"Kami menawarkan kerja sama bilateral untuk teknologi transfer dan Litbang dengan Maroko dan Tunisia. Tawaran untuk bikin pabrik perlu dikaji tapi perlu bagaimana kajian kedepannya," katanya.*

 

Baca juga: 26 negera OKI gunakan vaksin MR India

Baca juga: Biofarma registrasi sertifikasi vaksin halal  secara bertahap


 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018