Kota Mexico,(ANTARA News) - Pemerintahan Meksiko berikutnya akan membahas kemungkinan penyelidikan baru terhadap perkara 43 mahasiswa hilang, kata tiga sumber, yang mengetahui kabar itu.

Penyelidikan itu akan dijalankan bersama pakar hak asasi manusia, yang mempertanyakan temuan pemerintah pada saat ini.

Penculikan dan kemungkinan pembantaian mahasiswa calon guru itu terjadi di Guerrero, negara bagian di barat daya.

Peristiwa tersebut memicu salah satu krisis terburuk pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto, kata Reuters.

Baca juga: Meksiko periksa tokoh penting terkait hilangnya 43 mahasiswa

Pemerintah menyimpulkan bahwa jenazah para mahasiswa yang hilang itu dibakar di sebuah tempat pembuangan sampah. Namun, para pakar yang ditunjuk Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika (IACHR) mengatakan laporan pemerintah itu penuh dengan kesalahan.

Ppakar yang sama akan melakukan pertemuan bulan depan dengan tim Presiden terpilih, Andres Manuel Lopez Obrador, untuk membahas kemungkinan penyelidikan kasus itu dilanjutkan, kata dua sumber yang mengetahui proses investigasi.

Kedua sumber itu mengatakan mereka tidak berwenang berbicara kepada publik karena IACHR belum membuat pernyataan resmi soal apakah Komisi itu akan memperpanjang mandat para penyelidik, yang dikenal sebagai Kelompok Pakar Mandiri Berbagai Bidang.

Obrador sang pemimpin haluan kiri akan mulai menjalankan jabatan sebagai presiden pada 1 Desember. Ia telah menyatakan bahwa dirinya akan membentuk sebuah komisi kebenaran untuk menyelidiki kasus tersebut. Ia belum memberikan keterangan rinci soal bagaimana komisi itu akan menjalankan fungsinya.

Pada Rabu, Pena Nieto mempertahankan temuan pemerintahannya menyangkut nasib nahas para mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kota Ayotzinapa itu.

"Ada bukti dan kesimpulan kuat bahwa, sangat menyedihkan, 43 anak muda itu telah dibakar sebuah kelompok penjahat," katanya.

Kesimpulan itu dipertanyakan banyak kalangan pakar HAM di dalam dan luar negeri.

Kelompok Pakar Mandiri Berbagai Bidang IACHR mengatakan bahwa penyelidikan itu cacat, termasuk terjadi penyiksaan terhadap para saksi, yang diduga berperan serta dalam penghilangan para mahasiswa tersebut.

Edito: Tia Mutiasari / Boyke S. 

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018