Jakarta (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis Jakarta Smart City akan meluncurkan masterplan Jakarta Safe City pada akhir September.

Hal ini dilakukan tidak hanya untuk mengurangi tingkat kriminalitas, tetapi juga untuk memberikan rasa aman kepada penduduk Jakarta.

"Jakarta peringkat 57 dari 60 kota, dengan masterplan ini kami berharap Jakarta bisa masuk ranking 30," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jakarta Smart City, Setiaji, disela acara Virtus Showcase 2018 yang digelar di Jakarta, Rabu.

Masterplan tersebut akan mengungkap teknologi yang akan digunakan dalam Safe City, mulai dari cctv, konektivitas, keamanan, hingga sensor yang dibutuhkan untuk mendukung program tersebut.

Tidak hanya dari segi teknis, namun rancangan juga akan membahas mengenai model integrasi antar lembaga dalam menjalankan Safe City.

"Kelembagaannya mau bentuknya seperti apa, karena kalau bicara soal Safe City harus berhubungan dengan kepolisian, sementara kepolisian ada di pemerintah pusat. Apakah perlu membentuk lembaga baru, itu ada di sana (masterplan)," ujar Setiaji.

Lebih jauh, Setiaji menjelaskan koordinasi diperlukan, terlebih dalam tindakan darurat, misalnya kebakaran, yang membutuhkan koordinasi dari berbagai pihak, seperti Dinas Perhubungan dan PLN.

Baca juga: PLN dukung program Jakarta "smart city"

Baca juga: Smart city jadi cermin potensi besar IoT

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018