Sydney (ANTARA News) - Pasar saham Australia dibuka lebih rendah pada perdagangan Rabu pagi, dengan kerugian berbasis luas, tidak termasuk saham-saham energi yang naik sekitar 1,5 persen didukung lonjakan harga minyak.

Pada pukul 10.30 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 17,80 poin atau 0,29 persen menjadi diperdagangkan di 6.161,90 poin, sementara indeks All Ordinaries yang lebih luas turun 15,20 poin atau 0,24 persen pada 6.272,40 poin.

Aussie mengikuti pasar saham global lebih rendah di tengah ketidakpastian perdagangan internasional.

"Pasar saham Eropa jatuh pada Selasa (11/9) karena berlanjutnya ketidakpastian tentang implikasi lebih luas dari sengketa perdagangan," kata analis pasar Commsec, Craig James, dikutip dari Xinhua.

Harga-harga komoditas global juga mempengaruhi indeks Aussie pada hari ini untuk lebih baik atau lebih buruk.

"Harga logam dasar turun sebanyak 3,2 persen di London Metals Exchange (LME) pada Selasa (11/9)," kata Daghlian, sebagai penyebab saham-saham material Aussie tenggelam.

Namun, "harga minyak global naik lebih dari dua persen pada Selasa (11/9) dengan pedagang fokus pada potensi sanksi-sanksi AS mendatang terhadap Iran untuk membatasi pasokan minyak global."

Di sektor keuangan, bank-bank besar Australia bervariasi dengan Commonwealth Bank naik 0,28 persen, Westpac Bank turun 0,29 persen, National Australia Bank turun 0,38 persen dan ANZ turun 0,28 persen.

Saham sektor pertambangan merosot dengan BHP turun 0,96 persen, Rio Tinto turun 0,52 persen, Fortescue Metals turun 0,82 persen dan penambang emas Newcrest turun 0,84 persen.

Produsen-produsen minyak dan gas melambung dengan Woodside Petroleum naik 1,69 persen, Oil Search naik 1,04 persen dan Santos naik 2,22 persen.

Jaringan supermarket terbesar Australia jatuh dengan Wesfarmers turun 0,29 persen dan Woolworths turun 0,70 persen.

Sementara raksasa telekomunikasi Telstra merosot 1,41 persen, maskapai penerbangan nasional Qantas kehilangan 0,80 persen dan perusahaan biomedis CSL menguat 0,37 persen.

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018