"Perlu menjadi bahan pembelajaran untuk kita semua khususnya pemerintah dari kejadian di Sulawesi Tengah ini.."
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat energi Komaidi Notonegoro menilai pemerintah perlu menyiapkan strategi pemenuhan pasokan energi yakni BBM dan listrik pascabencana.
 
"Perlu menjadi bahan pembelajaran untuk kita semua khususnya pemerintah dari kejadian di Sulawesi Tengah ini, bahwa perlu disiapkan strategi pemenuhan pasokan energi pascabencana," katanya di Jakarta, Sabtu.
 
Dengan demikian, lanjut Direktur Eksekutif Reforminer Institute itu, saat terjadi bencana, semua pihak terkait khususnya pemerintah sudah siap dan pasokan energi baik BBM maupun listrik untuk masyarakat terdampak bisa segera tertangani dengan baik.
 
Ia mencontohkan upaya yang dapat dilakukan adalah membangun fasilitas penyimpanan BBM yang berada di dekat lokasi rawan bencana.
 
Menurut Komadi, pascabencana di Sulawesi Tengah, terminal penyimpanan BBM dan sejumlah SPBU di Palu, Donggala, dan Sigi termasuk pasokan listriknya mengalami kerusakan, sehingga membutuhkan waktu perbaikan yang cukup.
 
Dampaknya, warga antre membeli BBM karena belum semua SPBU beroperasi dan pembeliannya pun masih manual.
 
Komaidi melanjutkan sejauh ini berbagai upaya penanganan pasokan BBM ke lokasi bencana secara darurat telah diusahakan oleh Pertamina dan pemerintah.
 
"Hanya saja di tengah bencana seperti ini, memang tidak dapat dilaksanakan seperti dalam kondisi normal," katanya.
 
Operasional SPBU termasuk SPBU portable yang didatangkan pun belum maksimal dan membutuhkan waktu relatif lama, karena layanan dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia, dibandingkan kondisi normal yang memakai listrik, sehingga antrean pembelian BBM tidak bisa dihindari.
 
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah perlu mengimbau agar masyarakat membeli BBM secukupnya, sembari menunggu layanan operasional SPBU secara digital, normal kembali seperti semula.
 
Di sisi lain, Pertamina, lanjutnya, perlu pula menggeser stok BBM lebih banyak lagi dari daerah lain ke lokasi bencana.
 
"Di tempat lain, disediakan secukupnya dulu," katanya.
 
Sebelumnya, Pertamina menyatakan terus mengoptimalkan penyaluran BBM kepada masyarakat di daerah terdampak bencana di Sulawesi Tengah.
 
Setidaknya sudah 13 SPBU yang beroperasi di daerah terdampak bencana gempa dan tsunami.
 
Ke-13 SPBU tersebut adalah sembilan unit di Kota Palu, tiga unit di Kabupaten Donggala dan satu unit di Kabupaten Sigi.
 
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito dalam rilis menyatakan SPBU mulai beroperasi seiring pengoperasian Terminal BBM Donggala, optimalisasi penyaluran dengan pengiriman BBM melalui empat kapal tanker, dan jalur udara serta pengalihan suplai. 
 
SPBU yang telah beroperasi itu di Kota Palu ada di Jl Diponegoro, Jl Imam Bonjol, Jl Sis Al-Jufrie Bayoge, Jl Towua, Jl Maluku, Jl RE Martadinata,  Jl Yos Sudarso Talise, Jl Pramuka, dan Jl Ki Hajar Dewantara.
 
Sementara di Kabupaten Donggala adalah di Desa Sioyong, Jalan Raya Palu-Donggala, dan Jalan Trans Sulawesi-Desa Ganti Babura, sedang di Kabupaten Sigi ada di Sidondo.

Baca juga: Percepat distribusi BBM dan elpiji, ratusan operator SPBU dan SPPBE tiba di Palu

Baca juga: Pertamina pasok premium 1,2 juta liter ke Donggala

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018