Nganjuk (ANTARA News) - Kebakaran hutan jati di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kian meluas dengan kerugian yang diderita Perum Perhutani diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Jika pada Kamis (30/8) lalu kebakaran hutan masih terjadi di wilayah perbatasan Nganjuk dengan Bojonegoro, maka pada Senin (3/9) siang kebakaran terjadi di wilayah perbatasan Nganjuk dengan Madiun. "Sampai sekarang kami masih terus berupaya memadamkan api agar tidak terus merembet ke petak hutan lainnya," kata Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perum Perhutani Nganjuk, Oscar Maukar. Ia menyebutkan, sedikitnya masih ada empat titik api yang terus berkobar di wilayah perbatasan Nganjuk-Bojonegoro, yang berada di bawah RPH Tamanan. Sedang di perbatasan Nganjuk-Madiun, api membakar tanaman jati di Desa Ngadiboyo dan Desa Tempuran, Kecamatan Rejoso. Pada Minggu (2/9) sore, api sempat merembet ke wilayah KPH Madiun, tepatnya di Desa Kedungrejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Ratusan petugas Perum Perhutani dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar kawasan hutan yang berada di utara dan barat kota Nganjuk itu. Pemadaman dilakukan dengan membuat parit, agar tidak meluas. Menurut Oscar, kebakaran hutan di dua tempat berbeda itu telah merusakkan sedikitnya 2.364 batang pohon kayu jati yang rata-rata masih muda. "Dari 2.364 batang pohon yang terbakar, kami memperkirakan nilai kerugiannya mencapai Rp250 juta," kata Oscar mengungkapkan. Mengenai penyebab kebakaran, dia menduga, akibat ulah para pelaku pembalakan liar yang sengaja merusak tanaman hutan jati di daerah Nganjuk. Sebelumnya, KPH Nganjuk telah berhasil membongkar kasus pencurian jati dengan mengamankan 126,1 meter kubik, berikut mengajukan 14 orang pelaku ke Mapolres Nganjuk pada bulan Agustus lalu. Oscar menambahkan, jumlah personel yang dimilikinya saat ini, yakni 250 orang sangat terbatas jika dibandingkan dengan luas hutan di bawah KPH Nganjuk yang mencapai 21.300 hektar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007