Jakarta (ANTARA News) - Timur dan Barat berpadu dalam serial "Grisse", drama sejarah yang berlatarbelakang kota Gresik pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pertengahan 1800-an.

Grisse, sebutan untuk Gresik pada masa itu, menyuguhkan tayangan yang kental suasana Indonesia pada masa lampau dengan sedikit sentuhan nuansa koboi di sana-sini.

"Konsepnya Grisse gabungan Barat dan Timur, berbasis di Indonesia dalam periode penjajahan, dialognya bahasa Inggris biar bisa tayang juga di luar negeri," jelas Mike Wiluan si pencipta, showrunner dan sutradara "Grisse" dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

"Grisse" menghadirkan aktor-aktor dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Eropa, Australia dan Amerika Serikat seperti Adinia Wirasti, Marthino Lio, Michael Wahr (Australia),  Edward Akbar, Jamie Aditya, Toshiji Takeshima (Jepang), Joanne Kam (Malaysia), Zack Lee,  Tom Dejong, Ully Triani, Rick Paul Van Mulligen, Alexandra Gottardo, Hossan Leong (Singapura) dan Jimmy T.
 
Cuplikan adegan dari drama sejarah "Grisse" (HO/HBO)


Serial berbahasa Inggris sebanyak delapan episode ini menceritakan sekelompok masyarakat yang memimpin pemberontakan melawan gubernur bengis yang akhirnya berhasil mengambil alih kendali di markas tentara Belanda bernama Grisse. 

Adinia didapuk sebagai pemeran utama, memainkan karakter Kalia, perempuan tangguh yang dipilih penduduk untuk memimpin perlawanan terhadap penjajah. 

Aktris yang dikenal sejak membintangi film remaja "Ada Apa Dengan Cinta?" itu senang bisa bergabung dalam serial yang mengangkat tema perempuan tangguh.

"Karena pemberdayaan perempuan, tidak cuma itu, pemberdayaan manusia penting banget sekarang," ujar Adinia.

Ia menuturkan karakter-karakter di "Grisse" adalah orang-orang yang berjuang untuk memiliki kebebasan di tengah situasi yang mengancam nyawa.

"Grisse" tayang perdana pada 4 November di HBO, juga dapat diakses streaming di HBO GO dan akan tersedia di HBO On Demand.

Baca juga: Adinia Wirasti pimpin revolusi lawan Belanda dalam "Grisse"

Baca juga: Jadi pemberontak, Adinia Wirasti biasakan diri cium bau mesiu

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018