Kekhawatiran tentang membanjirnya pasokan telah membuat pasar menjadi suram..
New York (ANTARA News) - Harga minyak memperpanjang penurunan lebih lanjut pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan minyak mentah AS telah memasuki wilayah bear market (pasar lesu) akibat berlanjutnya kekhawatiran atas pasokan yang berlebihan dan menyusutnya permintaan.

Data pada Jumat (9/11) menandai penurunan hari ke-10 berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang dalam catatan untuk minyak mentah AS sejak 1984, menurut perusahaan data lokal.

Kekhawatiran tentang membanjirnya pasokan telah membuat pasar menjadi suram. Persediaan minyak mentah AS mencatat peningkatan mingguan ketujuh berturut-turut, menurut laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (7/11).

EIA juga memproyeksikan bahwa produksi minyak AS akan mencapai rata-rata 12,1 juta barel per hari pada 2019, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Untuk pertama kalinya pada Oktober, Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi secara kolektif menghasilkan lebih dari 33 juta barel per hari (bph), berjumlah lebih dari sepertiga dari konsumsi minyak mentah dunia hampir 100 juta barel per hari.

Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Desember turun 0,48 dolar AS menjadi menetap di 60,19 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun 0,47 dolar AS menjadi ditutup pada 70,18 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Harga emas anjlok ke titik terendah tertekan penguatan dolar

Baca juga: Dolar AS menguat, Fed diyakini kembali naikkan bunga
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018