Temanggung (ANTARA News) - Kebakaran hutan lindung di kawasan lereng Gunung Sumbing (bukan Sindoro seperti diwartakan sebelumnya) di Wilayah Kabupaten Temanggung semakin meluas dan hingga berita ini diturunkan belum berhasil dipadamkan. "Hingga saat ini kebakaran masih terjadi dan semua petugas yang memadamkan api masih di atas gunung," kata Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Temanggung, KPH Kedu Utara, Sony Diantoro, di Temanggung, Senin. Menurut dia, kebakaran hutan berupa semak belukar di Petak 20C Resor Pemangku Hutan (RPH) Kecepit yang terjadi Senin dinihari sekitar pukul 03.00 WIB tersebut hingga petang ini semakin meluas menjadi sekitar 20 hektare. Ia mengatakan, kebakaran semak belukar itu sulit dipadamkan karena angin di atas sangat kencang sehingga cepat meluas, sedangkan petugas terbatas dan pemadaman dilakukan dengan cara manual, yakni "gepyokan" (menggunakan tongkat atau alat tertentu dipukulkan pada api). Selain memadamkan dengan sistem "gepyokan", katanya, petugas juga membuat sekat bakar agar kebakaran tersebut tidak merembet ke tanaman hutan yang ada. Petugas yang diterjunkan sejak pagi tadi berjumlah 60 orang, terdiri dari 24 petugas Perhutani dan 36 orang dari masyarakat sekitar. "Mereka belum turun, maka kita kirim logistik ke atas," katanya. Untuk membantu pemadaman, katanya, Senin sore dikirim petugas dari BKPH Wonosobo, sementara baru empat orang yang membantu, namun kalau masih dibutuhkan akan ditambah personilnya. Wakil Administratus Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara, Setyawan, mengatakan kebakaran di RPH Kecepit diketahui Senin dinihari sekitar pukul 03.00 WIB. Menurut dia, kebakaran tersebut diduga berasal dari rembetan kebakaran di Petak 23 RPH Anggrunggondok Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Wonosobo yang terjadi pada Minggu (9/9) pukul 19.00-21.00 WIB. Ia mengatakan, kebakaran di Petak 23 RPH Anggrunggondok sebenarnya sudah bisa dipadamkan, namun karena tekanan angin yang sangat kencang dari arah barat menuju timur laut menyebabkan api menyala kembali dan membakar kawasan Petak 20C RPH Kecepit. Penyebab terjadinya kebakaran di Petak 23 RPH Anggrunggondok, menurut dia, berasal dari orang yang membuat arang di kawasan hutan dan sisa arang yang masih menyala ditinggal begitu saja.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007