Tentara-tentara tersebut tewas pada Rabu (14/11), saat operasi gabungan misi pemelihara perdamaian PBB, yang dikenal dengan nama MONUSCO, dan Angkatan Bersenjata DRC terhadap Pasukan Demokratik Bersatu (ADF), kelompok pemberontak di DRC dan Uganda, di Wilayah Beni, Kivu Utara.
Anggota dewan itu menyampaikan dukungan mereka kepada kontingen militer Malawi dan Tanzania, "yang terus beroperasi dalam suasana yang sangat sulit untuk melindungi penduduk lokal dari serangan ADF dan kelompok lain bersenjata", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.
Anggota DK menegaskan serangan yang secara sengaja ditujukan kepada prajurit pemelihara perdamaian bisa menjadi kejahatan perang berdasarkan hukum internasional, dan menyeru Pemerintah DRC agar segera menyelidiki serangan itu serta menyeret para pelakunya ke pengadilan.
DRC Timur telah dirongrong aksi perlawanan selama lebih dari 20 tahun. Tahun lalu telah menyaksikan lonjakan kerusuhan di seluruh Kivu Utara.
Baca juga: Republik Demokratik Kongo situasinya sangat memprihatinkan
Editor: Chaidar Abdullah
Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018