Jakarta (ANTARA News) - Organisasi pemuda Islam yang berbasis di Banten, Generasi Muda Mathla`ul Anwar (Gema MA), menginstruksikan semua kadernya untuk tidak mengikuti atau terlibat dalam gerakan pengerahan massa.

Instruksi tersebut karena pengerahan massa besar-besaran berpotensi dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab untuk menjadikan situasi bangsa tidak terkendali, kata Ketua Umum DPP Gema MA, Ahmad Nawawi di Jakarta, Jumat.

Ia mengajak semua komponen bangsa mengekspresikan aspirasinya melalui medium alternatif karena pada era millenial semua akses untuk menyalurkan aspirasi dapat mudah tersampaikan tanpa perlu turun ke jalan.

Pada kesempatan yang sama, pihaknya juga mengajak semua komponen bangsa untuk mendukung peserta Pilpres 2019, pasangan Jokowi/Ma`ruf Amin dan pasangan Prabowo/Sandi, secara sehat dengan mengedepankan tawaran program-program untuk Indonesia pada masa depan.

Pihaknya secara tegas menolak segala bentuk upaya provokatif dari kedua pendukung pasangan capres tersebut serta meminta pihak berwajib memproses segala upaya provokatif yang tumbuh di tengah masyarakat.

"Kami mengajak semua anak bangsa menyadari bahwa demokrasi ibarat buah yang bagus untuk pencernaan. Akan tetapi, hanya bermanfaat bagi lambung yang sehat dan menjadi buruk bagi lambung yang sakit," katanya.

Oleh karena itu, semua komponen bangsa yang beragama Islam diharapkannya untuk beragama secara cerdas dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tauhid dan menanamkannya dalam hati secara kukuh.

Dengan begitu, masyarakat menjadi tidak terjebak pada simbol tertentu yang berpotensi menimbulkan polemik tak berkesudahan.

"Mari kita wujudkan bangsa yang sehat demi generasi Indonesia di masa depan," katanya.

Baca juga: Nusron: Pengerahan massa kawal Amien Rais tradisi buruk
Baca juga: Kapolda Metro nyatakan tidak ada pengerahan massa


 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018