Jakarta (ANTARA News) - Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan DKI Jakarta, tanpa sengaja menemukan tahu dan asinan sayur yang mengandung formalin saat melakukan monitoring daging ayam dan daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, pekan lalu. Adanya kandungan formalin itu diketahui setelah Laboratorium Kesmavet melakukan pengujian khusus di laboratorium di Bambu Apus, Cilangkap, Jakarta Timur. Kepala Seksi (Kasie) Kesmavet dan Keswan Sudin Peternakan dan Pertanian Jakpus, Imam Suhardi, di Jakarta, Rabu, mengatakan, temuan itu tidak disengaja saat itu petugas dari Laboratorium Kesmavet tengah mengambil cairan dari daging ayam pada pekan lalu. "Saat mengambil cairan dari daging ayam itu, cairan tahu dan asinan sayur tersebut turut terbawa yang selanjutnya diteliti mengingat Laboratorium Kesmavet memiliki alat yang memungkinkan untuk melakukan pengujian. Hasilnya positif mengandung formalin," katanya. Ia menyebutkan laboratorium kesmavet itu mendatangi seluruh pasar tradisional di Jakpus untuk melakukan uji residu, uji spesifik atau kandungan ayam, dan uji kandungan bakteri, menjelang dan memasuki bulan Ramadhan. Sejumlah pasar yang menjadi sasaran pengujian, antara lain, Petojo, Pasar Baru, Serdang, Senen, Kebon Jati, Palmerah, Kwitang, Paseban dan Rawasari. "Khususnya penelitian untuk daging ayam apakah berformalin atau tidak, sampai sekarang belum ada hasilnya," katanya. Ia juga mengingatkan kepada warga untuk mewaspadai kehadiran daging oplosan dengan mencampur antara daging celeng dengan daging sapi, yang dilakukan penjual untuk memperoleh keuntungan besar seiring harga daging sapi saat ini sudah tembus ke harga antara Rp49 ribu sampai Rp50 ribu/kilogram. Tapi, kata dia, dia, setidaknya bisa dijamin, pedagang daging yang berjualan di kios untuk tidak akan melakukan tindakan curang itu, namun untuk pedagang kaki lima (PKL) yang menjual daging, dirinya tidak dapat menjamin. "Warga terutama menjelang Lebaran, harus mewaspadai kehadiran daging oplosan tersebut," katanya. Selain itu, ia mengatakan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan monitoring peredaran daging di Jakpus untuk mencegah kehadiran daging oplosan atau hewan yang memiliki penyakit.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007