Malang (ANTARA News) - Karateka Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Shofiyah Nur Yustina, membidik gelar juara di ajang Shotokan Karate-Do International Federation (SKIF) di Italia pada 24 Januari 2019.

"Sekarang persiapannya lebih berat karena saya sekarang masuk ke kelas senior. Jadi lawannya adalah atlet-atlet nasional masing-masing negara," kata Shofiyah Nur Yustina di Malang, Jawa Timur, sebelum bertolak ke Italia, Selasa.

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM yang akrab disapa Shofi ini menceritakan proses latihannya menjelang perhelatan internasional ang diikuti karateka dari 12 negara ini.

Dalam masa persiapan, waktu menjadi tantangan tersendiri Shofi, karena bersamaan dengan pelaksanaan ujian akhir semester (UAS). Selama tiga bulan, secara intensif Shofi berlatih menaikkan grade dan teknik-teknik karatenya. Belanda, Jepang dan tuan rumah Italia bakal jadi lawan terberatnya.

Ketika ditanya tentang kematangan persiapan dirinya, Shofi menjawab sudah siap seratus persen. "Haqqul Yaqin insya Allah, harus menang," ucap Shofi.

Sebelumnya, saat duduk di bangku kelas 3 SMA, Shofi pernah mengikuti kompetisi SKIF ini. Namun, saat itu usianya baru 17 tahun dan bertanding di kelas Junior. Dan, saat mengikuti kompetisi SKIF 2019 di Italia sudah menjadi bagian dari kelas senior, sehingga persiapannya lebih berat.

Menurut Shofi, setiap proses harus dinikmati. Tidak hanya di karate, apapun kegiatannya. Shofi berharap, segala persiapan yang telah ia lakukan dapat mendapatkan hasil terbaik. Juga dapat membawa nama Indonesia dan UMM harum di kancah internasional.

Untuk meraih hasil terbaik dan membawa pulang gelar juara tersebut, Shofi juga menjalani pemusatan latihan (training center) guna mematangkan persiapan, baik mental, teknik dan hal lainnya.

Sementara itu, Pembina Karate Inkado UMM, Frendy Aru Fantiro membagi singkat proses latihan bagi Shofi. "Sebelum berangkat, Shofi masuk ke training center. Di sana akan dilatih bersama seluruh delegasi Indonesia yang bakal berlaga di SKIF tersebut," tuturnya.

Pada September 2018, Shofi yang tercatat sebagai mahasiswi baru FEB UMM itu telah menyabet tiga medali sekaligus melalui karate. Shofi menyabet dua medali emas di Anjuk Ladang Karateka dalam pertandingan Kata Perorangan dan Bondowoso Ijen Championship di kategori yang sama. Masih di bulan yang sama, Shofi juga menyabet medali perunggu di Bondowoso Ijen Championship dalam pertandingan Kumite Beregu.

"Saya ikut karate sejak kelas 4 SD, awalnya memang tertarik dan cuma coba-coba. Eh, jadinya ikut karate beneran," kata Shofi yang sudah memenangi berbagai kejuaraan sejak kelas 5 SD.

Pilihan untuk menjadi atlet karate tersebut, Shofi didukung penuh oleh sang ayah yang menginginkan anaknya menjadi perempuan tangguh dan tahan banting. Sedangkan sang ibu juga memberikan dukungan penuh, tapi setiap kali Shofi berlaga sang ibu selalu enggan melihat anaknya cedera. "Dulu saya pernah kena tendang di kepala sampai pernah kurang bisa mendengar sampai beberapa hari," tuturnya.

Shofi ingin mewujudkan cita-citanya menjadi atlet karate internasional. Ia berlatih karate setiap hari selama tiga sampai empat jam. Namun, ketika menjelang pertandingan, ia fokus mengikuti training camp yang dilaksanakan selama tiga bulan dan berlatih selama delapan sampai sembilan jam per hari.

Meskipun bercita-cita menjadi atlet karate internasional, Shofi tidak meninggalkan kuliahnya. Ia tetap giat belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019