Lima sekor tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional masa depan
Jakarta (ANTARA News) - Dalam ajang World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, Swiss, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan Indonesia sudah siap menyongsong era revolusi industri 4.0, yang sudah berada di depan mata.

"Untuk menyiapkan masa depan sektor manufaktur, Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 dengan memilih lima sektor untuk menjadi pionirnya dan menetapkan 10 program prioritas nasional," kata Airlangga saat menjadi narasumber pada Indonesia Outlook 2019 sebagai rangkaian kegiatan forum ekonomi global itu, Selasa (22/1/2019) waktu setempat, seperti disampaikan melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Kelima sektor yang dipilih tersebut, yakni industri makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, dan kimia.

Kelima sektor ini terbukti mampu berkontribusi hingga 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri manufaktur, kemudian menyumbang 65 persen pada total nilai ekspor dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut.

Kemenperin memproyeksi lima sekor tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional masa depan. 

Aspirasi besarnya pada Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030.

"Kami juga sudah memikirkan strategi, menyusun kebijakan yang dapat menyesuaikan serta model bisnis baru, serta bagaimana memanfaatkannya untuk mendorong daya saing berbasis inovasi, skill dan sustainability," kata Airlangga.

Oleh karena itu, selain pemberian fasilitas insentif fiskal, pemerintah sedang fokus menjalankan program peningkatan kompetensi SDM agar siap memasuki era industri 4.0. 

Dalam hal ini, Kemenperin telah menggandeng negara Swiss untuk melaksanakan program skill for competitiveness (S4C).

"Dari program itu, ada 25 pimpinan politeknik kami yang sedang mengikuti training. Jadi, program itu juga untuk menciptakan ekosistem inovasi,” imbuhnya.

Kemudian, bersama pihak Swiss juga, terus mendorong penerapan sistem ganda yakni 70 persen praktik dan 30 persen teori di seluruh kurikulum politeknik di lingkungan Kemenperin.

Baca juga: BKPM: Indonesia akan yakinkan investor di WEF 2019
Baca juga: Menperin dijadwalkan bertemu sejumlah perusahaan raksasa di WEF 2019

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019