Kupang (ANTARA News) - Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, mengawal pemulangan jenasah Alfredo Yosi do Santos, ST (26), warga negara Timor Leste yang tewas dalam insiden penikaman di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Minggu (30/9) lalu, ke kampung halamannya di Lospalos, Timor Leste. "Pengawalan dilakukan secara berjenjang di setiap kabupaten yang dilewati `ambulance` pengangkut jenasah, hingga tiba di perbatasan Mota`ain, Belu, daerah yang berseberangan dengan Distrik Bobonaro Timor Leste," kata Kabid Humas Polda NTT, Kompol Marthen Radja, di Kupang, sesaat sebelum pemberangkatan jenasah Alfredo dari rumah duka di Sikumana, Kupang. Perjalanan darat dari Kupang ke Mota`ain melewati wilayah hukum Polres Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Belu. Radja mengatakan, nasib warga Timor Leste yang baru saja meraih gelar Sarjana Teknik (ST) di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang hingga digelar pesta syukuran wisuda, pada Sabtu (29/9) lalu itu, cukup tragis. Berniat menanyakan alasan yang melatari saudara sepupunya dikejar-kejar sekelompok pemuda yang sedang meneguk minuman keras, tak jauh dari kediamannya tempat berlangsung pesta wisuda, malah terlibat perkelahian hingga terkena tikaman di rusuk kiri dan tewas beberapa menit kemudian. Menurut keterangan saksi mata, korban sempat dilarikan ke Puskesmas Sikumana, namun maut menjemputnya karena darah terus mengucur dari luka robek bekas tusukan pisau itu. Alfredo yang baru menikah 21 Agustus lalu itu meninggalkan seorang istri yang sedang hamil empat bulan. "Proses otopsi sudah dilakukan di RSUD Prof W.Z. Johannes Kupang dan jenasahnya dipulangkan ke Timor Leste atas permintaan orangtuanya yang berdomisili di Lospalos. Sejumlah tersangka juga sudah diamankan di Mapolresta Kupang," ujar Kompol Radja. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Kupang, AKP Sastra Budi, mengatakan, tiga dari lima pemuda yang diduga terlibat dalam perkelahian hingga menelan korban jiwa itu sudah dibekuk dan diperiksa intensif. Ketiganya masing-masing Erson Kondo (29), Charles Suan (28) dan Endri Fayo Bano (27). Dua pemuda lainnya yang diduga terlibat masih dalam pengejaran polisi karena kabur setelah insiden berdarah itu. "Kami masih dalami siapa diantara mereka yang menikam korban atau pelaku penikaman dalam kasus perkelahian itu. Memang terjadi perkelahian namun siapa yang menggunakan pisau, masih didalami," ujar Sastra Budi.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007