Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (ANTARA News) - Butiran es menghujani beberapa bagian Kabupaten Sleman pada Selasa sore.

"Hujan es terjadi di Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Mlati," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan.

Di wilayah Seyegan, ia mengatakan, selain hujan es hujan hujan lebat disertai angin kencang juga melanda sebagian wilayah Desa Margokaton.

"Akibat dari kejadian angin kencang, enam pohon tumbang, satu baliho roboh dan merusak dua rumah. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut," katanya.

Ia mengatakan warga sebagian Desa Sendangrejo di Kecamatan Minggir juga merasakan dampak hujan yang disertai angin.

"Dua pohon tumbang, satu rumah rusak sedang dan memutuskan satu jaringan listrik, nihil korban jiwa," katanya.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Iklim Mlati Djoko Budiyono mengatakan salah satu penyebab terjadinya hujan es adalah aktivitas awan Cumolonimbus (CB), yang umumnya terbentuk antara siang dan sore hari.

"Awan rendah yang pertumbuhannya vertikal menjulang ke atas. Awan itu berbentuk gumpalan seperti bunga kol dan menyerupai huruf T," katanya.

Ia menjelakan bahwa puncak awan itu sangat tinggi sehingga suhu bagian atas awan sampai minus.

"Akibatnya, bentuk partikel di atasnya adalah kristal-kristal es. Kristal es di bagian atas inilah yang bisa turun ke bumi dalam bentuk es," katanya.

Menurut dia, butiran es antara lain jatuh dari awan karena adanya turbulensi atau golakan angin yang kuat, bisa juga karena terpental ke bawah pada saat ada petir.

Ia mengatakan saat ini di wilayah DIY masih berpotensi terbentuk awan-awan CB karena masih ada pertemuan angin.

"Dampak lain yang bisa ditimbulkan dari awan CB ini selain hujan es adalah hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Termasuk puting beliung," katanya.

Meski durasi hidupnya bersifat lokal dan pendek, antara satu sampai dua jam, namun menurut Djoko dampak terbentuknya awan itu bisa cukup besar.

"Masyarakat kami imbau untuk mewaspadai bila di daerahnya muncul awan jenis CB ini," katanya.

Baca juga: Hujan es dan puting beliung terjang Situbondo
Baca juga: BMKG jelaskan penyebab hujan es Kotawaringin Timur

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019