Chicago (ANTARA News) - Para ilmuwan telah mengembangkan plastik transparan baru sekuat baja, tapi setipis selembar kertas, demikian studi yang disiarkan Kamis oleh majalah Science. Plastik campuran itu, yang terbuat dari tanah liat dan lem tak beracun seperti yang digunakan di ruang kelas sekolah, dapat dipisahkan dan hanya memerlukan sangat sedikit energi untuk pembuatannya, kata pemimpin penelitian itu Nicholas Kotov, seperti dilaporkan AFP. "(Plastik) itu berwarna hijau," katanya. Ditambahkannya, bahan tersebut juga sangat murah dalam produksinya. Plastik itu dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang diperlukan guna memisahkan gas di pabrik kimia, meningkatkan mikroteknologi seperti mikrocip atau sensor biomedis dan bahkan suatu hari dapat menghasilkan baju baja yang lebih ringan tapi lebih kuat untuk tentara atau polisi dan kendaraan mereka. Kotov sudah mulai mengembangkan penerapan praktis bagi plastik campuran tersebut yang dapat dikomersialkan dalam waktu satu atau dua tahun. "Kami masih berada pada tahap penjajakan, tapi mesinnya sekarang sedang dibuat di laboratorium kami untuk membuat satu potong sebesar satu meter kali satu meter," kata Kotov dalam suatu wawancara telefon. Menghasilkan bahan campuran dari blok bangunan berukuran-kecil yang dapat memiliki kekuatan yang sedemikian besar telah lama menjadi keinginan para ilmuwan. Kotov berhasil melakukannya dengan meniru susunan molekul bata-dan-semen yang ditemukan pada kerang laut. Tim insinyurnya di University of Michigan membuat robot yang menyusun bata yang mirip "lembaran-nano" dalam suatu pola yang bertukar dan menggunakan polymer yang mirip lem untuk menciptakan ikatan hidrogen antara lapiran yang dapat dengan mudah melakukan perbaikan di tempat lain jika ikatannya terputus. Diperlukan waktu beberapa jam untuk membuat 300 lapisan yang diperlukan untuk menghasilkan satu lembar plastik tipis saat lengan robot tersebut bergerak keluar-masuk botol kecil lem dan penyebaran "lembaran-nano" tanah lempung. "Ketika kita memiliki susunan bata-dan-semen, setiap celah dibuat tumpul oleh masing-masing antar-permukaan," Kotov menjelaskan. "Kami telah memperlihatkan bahwa orang dapat menghasilkan peralihan tekanan yang nyaris ideal antara `lembaran-nano` dan matriks polimer." Studi tersebut direncanakan disiarkan dalam jalah Science terbitan Jumat. (*)

Copyright © ANTARA 2007