Medan (ANTARA) - Baca juga: Jalan tol Trans Sumatera berikan tambahan PADBaca juga: Jalan tol Trans Sumatera berikan tambahan PAD Keberadaan jalan tol Trans Sumatera dari Aceh hingga Lampung sepanjang 2.765 kilometer diproyeksikan akan menambah Penerimaan Asli Daerah (PAD)  sebesar Rp300,8 triliun selama 2018 sampai 2048, kata kata Brahmantio Isdijoso, Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, di Medan, Rabu.

Brahmantio Isdijoso dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi surat kabar terbitan Jakarta yang diselanggarakan oleh PT Hutama Karya (Persero) mengatakan kabupaten/kota yang mendapatkan potensi tambahan PAD terbesar adalah Sumatera Utara yang dan diperkirakan akan mendapatkan 78 persen (setara Rp233 triliun).

Dalam pertemuan yang membahas "Kupas Tuntas Tol Trans Sumatera". dan diselanggarakan oleh PT Hutama Karya (Persero)
Brahmantio mengatakan   jalan tol trans Sumatera (JTTS) akan meningkatkan   Pajak Penghasilan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak-pajak lainnya bagi pemerintah pusat.

"Potensi penambahan penerimaan pajak selama periode proyeksi dampak 2108-2048  di wilayah  Trans itu  sebesar minimal Rp2690 triliun dengan rata-rata penambahan sebesar Rp86 triliun per tahun," ujarnya.

Brahmantio menjelaskan, penyediaan infrastruktur berdampak mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, serta meningkatkan daya saing. Anggaran pemerintah digunakan untuk proyek infrastruktur dasar, terutama untuk proyek yang layak secara ekonomi, tetapi tidak layak secara finansial.

"Pembiayaan dari BUMN digunakan untuk proyek yang secara tradisional memang dikelola oleh BUMN seperti listrik, jalan tol, perminyakan dan lainnya," katanya. Pemerintah Indonesia mengamanatkan kepada PT Hutama Karya sebagai pengembang utama pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera.
Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.765 kilometer.
Estimasi biaya  Jalan tol Trans Sumatera sebesar Rp476 triliun.***1***
 

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Wawan Indrawan
Copyright © ANTARA 2019