Jakarta (ANTARA) - Debat kelima sekaligus terakhir dari rangkaian jelang pemilihan presiden 2019 akhirnya terlaksana di Jakarta, Sabtu.

Kali ini semua calon pemimpin datang dalam formasi lengkap, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.

Pakar bahasa tubuh Monica Kumalasari pada ANTARA, Sabtu (13/4), menjabarkan beberapa catatan soal bahasa tubuh para calon presiden maupun wakil presiden di panggung debat.

Dari segi gestur manipulatif, baik Prabowo maupun Joko Widodo sama-sama melakukannya. Prabowo terlihat melepas kacamata dan membersihkannya, sementara Joko Widodo memegang-megang siku dalam waktu lama.

Prabowo dan gaya komando

Prabowo masih konsisten dengan gestur kepemimpinan komando, lewat gerakan tangan mengarah ke depan saat berbicara, serta pilihan kata yang keluar dari mulutnya.

Contohnya, kata "berkuasa" saat menyebutkan masa kepemimpinan Joko Widodo yang sudah mencapai usia 4,5 tahun.

Tidak melulu serius, ada momen ketika Prabowo-Sandi berjoget dan memijat bahu. Ini adalah salah satu cara Prabowo untuk mengatasi emosi yang meledak-ledak di panggung.

"Padahal ini event kenegaraan di mana seharusnya gestur seperti itu tidak keluar," kata dia.

Ekspresi Jokowi 

Pakar yang meraih lisensi dari Paul Ekman itu mengatakan Joko Widodo terlihat tidak sabar saat mendengar pernyataan Prabowo mengenai ekonomi yang salah arah.

"Kelihatan kakinya bergetar, pahanya bergoyang-goyang, ada ekspresi bibir dilipat ke dalam, itu emosi marah," kata dia.

Ekspresi tidak sabar juga bisa diterjemahkan lewat gerakan mengusap-usap dagu, seakan gemas pada lawan yang tidak memberi jawaban memuaskan dari pertanyaan yang dia lontarkan.

Jokowi pun dinilai mulai berani untuk menyinggung bila ada pertanyaan yang belum direspons dengan baik, atau mengatakan jawaban lawan tidak "nyambung" dengan pertanyaan.

Sikap serupa juga ditampilkan Ma'ruf Amin yang bicara soal "satu persen elite" yang menguasai kekayaan negara. Prabowo langsung mengakui dirinya memang bagian dari satu persen itu.

"Sandi dari nonverbal terlihat mengangguk, bahwa dia bagian dari satu persen itu juga."

Prabowo tanggapi eSport

Ketika Jokowi bertanya soal eSport, Prabowo langsung melemparkan kesempatan pada Sandiaga yang tampak belum siap untuk menjawab. Terdengar sayup-sayup Sandiaga bertanya pada Prabowo dalam bahasa Inggris apakah calon wakil presiden pada kubu tersebut yang harus menjawabnya.

"Harusnya Prabowo jangan langsung kasih Sandiaga, mulai dulu (beri jawaban), lalu dilengkapi oleh Sandiaga," ujar Monica.

Usai menjawab pertanyaan soal eSport Mobile Legend, yang ujungnya membahas soal pangan, Prabowo-Sandiaga saling tos.

"Seakan pertanyaan itu harus dimenangkan, kalau berhasil jawab mereka tos, kayak orang lagi ulangan lalu bisa jawab, responsnya seperti itu."

Ma'ruf Amin dan diksi baru

Pada debat sebelumnya, Ma'ruf yang paling senior di antara kandidat lain bicara soal "10 Years Challenge", istilah yang pernah ramai di media sosial, identik dengan generasi melek internet.

Kali ini dia mengeluarkan istilah baru: DEWI dan DEDI. DEWI adalah desa wisata dan, sementara DEDI adalah desa digital.

TPS: Tusuk Prabowo Sandi

Ia menilai pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mengesankan tugas sebagai presiden dan wakil presiden adalah sebuah amanah, lewat kalimat "kita wajib bersyukur" dan kalimat Ma'ruf yang menyatakan "Apabila kami diberikan kepercayaan dan amanat memimpin bangsa ini.."

Sementara Sandiaga Uno secara berulang-ulang menyebutkan akronim "TPS" sebagai Tusuk Prabowo Sandi ini sebagai penutup berbagai janji politik yang akan direalisasikan bila mereka terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden periode 2019-2024.

Kata-kata ini memberi kesan bahwa Prabowo-Sandi adalah jawaban sakti atas semua masalah.
 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019