Masyarakat juga membutuhkan pemengaruh positif yang ditunjukkan saat debat berlangsung
Bogor (ANTARA) - Pakar Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto menilai calon presiden (capres)  tidak boleh memberikan gestur yang dapat memprovokasi penonton pada debat calon wakil presiden (cawapres).

"Besok kan debat cawapres. Artinya capres pasangannya jangan menstimulasi dengan gestur yang kira-kira bisa memprovokasi atau cenderung tidak simpatik," kata Gun Gun pada diskusi tentang "Peran Media dalam Menyukseskan Pemilu 2024" di Bogor, Selasa.

Gun Gun mengatakan kandidat pasangan calon presiden dan calon wakil presiden adalah panutan (role model) masyarakat Indonesia yang akan disorot seluruh media.

Masyarakat juga membutuhkan pemengaruh positif yang ditunjukkan saat debat berlangsung.

Selain itu, cawapres juga diminta tidak memunculkan gestur yang seolah merendahkan kandidat lawan secara pribadi (personal) karena justru akan merugikan dirinya sendiri.

Seharusnya, capres dan cawapres dalam debat mengadu gagasan dan pikiran, bukan memunculkan ekspresi maupun gestur yang bisa memprovokasi penonton.

Debat cawapres yang dilaksanakan pada Jumat (22/12) mendatang harus dipersiapkan oleh masing-masing cawapres agar jawaban yang diberikan tidak normatif.

Cawapres diharapkan melakukan verifikasi program yang ditawarkan dengan basis data untuk menguatkan argumentasi mereka.

"Kalau argumentasi tanpa ditopang data, maka akan menjadi normatif. Cawapres yang besok berdebat bisa masuk ke basis data untuk menopang argumentasi masing-masing," kata Gun Gun.

Adapun debat kedua cawapres Pemilu 2024 diselenggarakan pada 22 Desember 2023, dengan tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Baca juga: Rektor Universitas Bengkulu terpilih jadi panelis debat cawapres
Baca juga: TKN optimistis Gibran mampu unggul pada debat kedua Pilpres 2024
Baca juga: Ganjar dinilai main aman saat debat: Saya berikan edukasi nyata

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023