Samarinda (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Provinsi Kalimantan Timur menyatakan distribusi logistik pemilu serentak 2019 di wilayah setempat tidak hanya menggunakan jalur darat dan air semata, namun ada sejumlah kecamatan yakni di Kabupaten Mahakam Ulu yang harus menggunakan jalur udara dengan menggunakan helikopter.

Ketua KPU Kaltim, Rudiansyah kepada awak media di Samarinda, Minggu, mengatakan bahwa ada dua kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu yang menjadi fokus distribusi jalur udara yaitu Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari.

"Rencananya distribusi bakal menggunakan Helikopter," kata Rudiansyah.

Ia mengaku lega lantaran Kodam VI / Mulawarman bersedia membantu pendistribusian logistik Pemilu via jalur udara menggunakan Helikopter TNI AD.

Selain itu, Pemprov Kaltim juga telah menyanggupi membamtu avtur untuk Bahan Bakar Helikopter tersebut.

Rudi menjelaskan bahwa total dua Kecamatan tersebut ada 37 TPS terdiri dari 16 TPS di Long Apari dan 21 TPS di Long Pahangai, dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai tujuh ribuan orang.

Pihaknya mempertimbangkan pendistribusian jalur udara di dua Kecamatan tersebut lantaran akses dan medan menuju kawasan itu sangat berat. Akses yang bisa ditempuh yakni melalui jalur Sungai Mahakam.

Apalagi Kecamatan Long Pahangai merupakan Kecamatan paling Barat di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Sehingga pihaknya membutuhkan Helikopter untuk lebih efisien.

"Logistik untuk Kabupaten Mahulu sebagian besar sudah sampai juga. Helikopter sudah siap terbang tapi kesiapan logistik kita yang baru tiba jadi harus diset. Karena ketika logistik datang, disortir dulu kelayakannya baru dilipat, jadi sore ini baru bisa terbang," ucap Rudiansyah.

Pihaknya belum bisa memprediksi berapa kali logistik akan disalurkan ke Dua Kecamatan tersebut, Namun pihaknya memperkirakan sekitar 22 kali Helikopter akan terbang PP menyalurkan logistik.

Saat ini Helikopter sudah berada di Long Bagun dekat titik angkut Log Pemilu Kabupaten Mahakam Ulu.

Sedangkan untuk kawasan lainnya pihaknya masih mengupayakan jalur darat dan air untuk pendistribusian logistik.

"Kecuali wilayah Sandaran di Kutai Timur, kita menggunakan kapal perang milik TNI Angkatan Laut. Yang jelas Tetap jalur darat dan air yang masih normal untuk daerah lainnya," ucap Rudiansyah.

Pewarta: Arumanto
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019